Bau Hujan

Dita Sofyani
Chapter #10

Surat Untukmu

Untukmu yang selalu menyanjungku dengan musik,

 

Aku tidak tahu harus memulai dari mana, karena semua tentangmu seperti semburan air dari pompa. Terus menekanku dan mendorongku untuk mengatakannya segera. Tetapi aku tak kuasa mengatakan hal seperti ini langsung kepadamu dan menatap matamu, hanya akan membuatku luluh, menangis seperti anak kecil yang kecewa. Mungkin surat ini bisa mewakiliku, mewakili perasaanku selama bertahun-tahun ini.

 

Aku sering berpikir telah berapa lama aku mengenalmu. 1 tahun? 2 tahun? Bertahun-tahun? Ketika pertemuan itu hanyalah kunjungan sederhana dan tidak meninggalkan kesan apapun. Hanya perkenalan sederhana yang akhirnya membawa kita terjun ke dalam komunitas yang sama. Aku masih belum mengenalmu dan merasa asing denganmu meskipun sebenarnya sudah merasakan bahwa kharisma yang kau miliki juga berdampak kepadaku. Sampai akhirnya aku berada dalam divisi yang sama denganmu, lebih banyak menghabiskan waktu bersama untuk berdiskusi dan berdebat serta mengkritik segala hal yang kita pandang salah di dalam komunitas. Setelah bosan dengan pembicaraan tentang komunitas, akhirnya topik yang lebih pribadi menjadi bahan pembicaraan. Topik-topik yang membuat kita saling mengenal. Ah tahun-tahun yang menyertainya juga menjadi indah saat kita semakin akrab.

 

Aku sering berpikir berapa lama aku menikmati permainan musikmu. Ya, aku suka musik dan kau selalu membiusku dengan permainan musikmu yang seakan-akan semua perasaanmu tercurah di dalamnya. Aku merasa luluh ketika aku menatapmu dengan penuh kekaguman, lalu kau membalasnya dengan senyuman yang tulus. Pada saat itu aku ingin memelukmu dan tidak ingin melepaskanmu. Tetapi itu hanyalah angan-angan, karena aku tidak bisa memelukmu dengan tangan yang masih memegang orang lain.

Lihat selengkapnya