Every Wrong Thing

Noura Publishing
Chapter #2

A Thing in the Morning

A Thing in the Morning

Januari 2018

KESAN PERTAMA ITU PENTING.

Elna bergegas menyelesaikan riasannya yang bergaya no make-up yang tidak sesederhana kelihatannya. Dia memi­liki rutinitas tersendiri yang tidak bisa dilewatkan bila akan beraktivitas seharian. Dimulai dengan pelembap wa­jah, disu­sul DD cream, kemudian taburan bedak tipis untuk wajahnya yang oval. Dibubuhkannya sedikit lipbalm dan memoles lip­stik nude pada bibirnya yang tidak tebal tetapi tidak terlalu tipis juga. Dia melirik jam dinding. Masih pukul dela­pan. Ma­sih ada sekitar lima belas menit untuk bersiap agar tiba di kantor sebelum pukul sembilan.

Kesan pertama itu penting.

Dia tidak mau terlambat. Atau malah melupakan se­suatu karena terburu-buru.

Karena masih cukup waktu, Elna memutuskan meng­gu­nakan pensil alis. Agar tak berlebihan, dia memilih yang warnanya muncul secara samar. Diambilnya kuas blush on dari wadah, serta blush on merah muda yang tipis. Dibubuhkannya perona pipi itu pada tulang pipinya yang cenderung tinggi. Dia sisir pula rambut lurus sepundaknya.

Lihat selengkapnya