Initial Knot
Ini pasti April Mop!
Tanpa sadar, aku berhitung dan menunggu kapan Anne akan bangun dan berteriak “April Mop!” dan setelah itu kami akan tertawa bersama. Sudah bukan rahasia bahwa Anne paling jago mengisengiku. Lima tahun kami bersahabat, Anne tidak pernah sekali pun gagal mengisengiku setiap tanggal 1 April. Tahun ini, Anne sepertinya tahu aku sudah bertekad tidak akan tertipu lagi hingga dia berencana mengisengi seluruh anggota keluarganya. Ck, siapa yang bisa menghalangi Anne jika sudah punya keinginan?
Hitungan keseratus. Ayolah, Anne, ini mulai tidak lucu. Kapan, sih, Anne akan bangun? Meski tidak mau mengakuinya, aku bahkan tahu ini bukan tanggal 1 April, demi Tuhan! Mengapa dia harus sengaja tidur dalam peti mati? Mengapa Anne harus mengenakan gaun putih hadiah ulang tahun dariku tahun lalu? Mengapa juga dia harus memakai riasan tebal—sesuatu yang tidak akan pernah Anne lakukan sehari-hari. Persiapan Anne betul-betul matang, membuatku nyaris percaya bahwa dia benar-benar sudah mati.
Aku berdecak jengkel. “Lelucon kamu mulai nggak lucu, Ne. Bangun! Ayo bangun!”
“Karen ….” Suara wanita itu mencegahku untuk kembali membangunkan Anne. “Sudahlah, Sayang …. Anne sudah pergi ….”
“Nggak, Tante,” tolakku keras. “Ini cuma April Mop. Iya, ‘kan?” Aku kembali mengguncang Anne. “Bangun, Ne! BANGUN! Oke, kamu hebat! Aku ketipu lagi. Sekarang, bangun, Ne! BANGUN! Ngapain kamu tidur di sana? Hapus make-up kamu! AYO BANGUN!”
Namun, sekuat apa pun aku mengguncangnya, sekeras apa pun aku berteriak, Anne tetap saja tak merespons. Tubuhnya begitu kaku; begitu dingin. Tidak seperti Anne yang selama ini kukenal. Detik berikutnya, yang kutahu Tante memelukku erat. Tangisnya kembali pecah dan air matanya membasahi pundakku.