Uri, Suatu Hari di Ruang Bersalin

Ravistara
Chapter #1

Prolog

Suara napas terengah memenuhi bilik. Seorang ibu awal tiga puluhan terbaring lelah di atas ranjang seraya menekuk lutut. Wajahnya pucat seakan kehabisan tenaga, sementara suami di belakangnya terdiam dengan ekspresi tegang. 

“Ayo, Bu. Tarik napas panjang, lalu embuskan kuat-kuat saat mengejan. Tinggal sedikit lagi, bayinya lahir. Rambutnya sudah kelihatan, lho, ini.”

Instruksiku masih sama. Aku terus memotivasi si ibu agar lebih bersemangat mendorong bayinya keluar dari jalan lahir. Namun, usahanya masih tampak setengah-setengah di mataku. Saat kontraksi berikutnya, si ibu kembali gagal. Satu jam pun nyaris terlewati. Keringatku mulai mengalir deras, padahal bilik bersuhu dingin berkat AC sentral. Aku jadi berpikir untuk meminta bantuan, tetapi enggan karena bisa saja urusannya bakal runyam. 

“A-ada orang di jendela!”

Ibu ini benar-benar menguji kesabaranku. Perhatiannya malah teralihkan ke tempat lain. Aku terpaksa menengok ke belakang. Seorang dokter muda yang turut mendampingi persalinan pun segera memeriksa keluar.  

Lihat selengkapnya