USAI

Caca Sagita
Chapter #6

Sang Pemilik Rindu

Adakah yang lebih berat dari sebuah rindu?

Adakah yang lebih menyesakkan dari kerinduan yang melekat disemanjung hati kepada sang pemilik rindu?

Tiada,

Selain kerinduan itu sendiri.

Kerinduan akan aroma tubuhnya yang terhidu panca indramu,

Kerinduan akan suaranya yang mengisi gendang telingamu,

Kerinduan akan sorot mata yang menatap manik beningmu,

Kerinduan akan hangatnya dekapan yang merengkuh tubuhmu,

Kerinduan akan senyum manisnya yang selalu tertuju padamu,

Kerinduan akan sosok sang pemilik rindu.

Aku merindukan pria itu,

Pria yang telah menggantungkan hatiku disebuah batang pohon bernama asmara.

Aku merindukan pria itu,

Pria yang telah berhasil menyentuh hatiku, namun sepertinya aku tak pernah berhasil menyentuh relung hatinya.

Aku merindukan pria itu,

Hingga sudut hatiku begitu penuh dengan namanya.

Aku terombang ambing dilautan ketidakpastian yang tengah dinahkodai oleh Sadewo, aku tidak pernah tahu akan kemana kapal ini berlayar, akankah menemukan tepiannya, atau akan tetap berada di tengah tengah tanpa pernah beranjak pergi barang sejengkal.

Kenapa harus aku yang menjadi permainanmu, Dewo? Ada ribuan wanita di dunia ini, kenapa harus aku yang menjadi patah karenamu?

Setelah pertemuan terakhir kami dua hari yang lalu, aku merasakan adanya jarak yang membentang antara diriku dan Sadewo. Pria itu telah menggelar sebuah jarak tak kasat mata di antara kami, pria itu telah membangung batas yang semakin memperjelas bahwa aku tak pernah ia izinkan untuk menyentuh hatinya apalagi sampai untuk memilikinya.

Hilir mudik kaum intelektual memenuhi warung kecil yang berada di pojok fakultas. Siang ini aku bertemu dengan sahabatku Regi, kami berdua ada jadwal yang sama hanya berbeda ruangan saja. Karena sedang sama-sama berada di kampus, kami berdua memutuskan untuk mengisi lambung yang mulai keroncongan ini di kantin fakultas fekon. Bercerita ini dan itu sampai pada tentang bagaimana hubunganku dengan Sadewo.

Orang lain yang mengetahui kedekatan kami saja bertanya-tanya, bagaimana aku yang menjalankannya? Sebenarnya hubungan seperti apa yang sedang kujalani bersama Sadewo?

“Jadi kelanjutan hubungan lo sama Sadewo gimana?” 

Helaan nafas kasar terdengar dariku, bagaimana bisa aku menjawabnya sedangkan aku sendiri tak pernah menemukan jawaban itu dari Sadewo!

Lihat selengkapnya