Rian Anugrah Irawan, putra sulung dari keluarga Irawan. Ayah nya seorang arsitek yang telah berhasil menyelesaikan beberapa proyek terkenal. Ibu nya seorang dosen di beberapa universitas. Tumbuh di keluarga yang nyaris sempurna tak membuat Rian menjadi anak yang sombong dan manja. Rian di didik dengan baik dan selalu mendapatkan kasih sayang yang utuh. Keluarga nya terasa sempurna saat sang ibu di nyatakan hamil, Rian yang sudah lama ingin mempunyai adik tak bisa menutupi rasa bahagia nya. Begitu juga ayah nya yang tak sabar menanti kelahiran buah hati nya itu.
Tak seperti saat mengandung Rian, kehamilan kedua ini terasa berbeda. Ibu seketika menjadi lemah, hingga harus mengambil cuti panjang dari pekerjaan nya. Bahkan, untuk berdiri saja rasa nya tak mampu. Hingga akhirnya hari yang sangat di nantikan pun tiba, Rian yang saat itu baru berusia 6 tahun sudah tak sabar ingin melihat adik bayi yang sudah ia tunggu – tunggu kelahiran nya. Sementara ayah nya di selimuti rasa cemas, khawatir pada kondisi saat itu. Setelah lama menunggu, dokter pun memberitau bahwa bayi perempuan telah lahir ke dunia. Tapi, ibu pergi meninggalkan dunia. Sontak saja hal tersebut membuat Rian dan Ayah nya lemas, darah nya terasa berhenti mengalir dan jantung nya berhenti berdetak.
“Ayah udah pulang?” tanya Rian saat mengetahui ayah nya telah sampai dirumah.
“Iya, kamu belum tidur? Ini udah malem, besok sekolah” jawab ayah nya sambil menaruh tas kerja nya di meja.
“Tadi Raia nyari ayah” ucap Rian dengan menatap ayah nya.