Mala dan ibunya sedang di dapur untuk menyiapkan sarapan. Ibunya sibuk memasak nasi goreng, sedangkan Mala sibuk menuangkan susu ke dalam gelas. Ayah dan adiknya sedang duduk menunggu di meja makan. Setelah semuanya siap, mereka sarapan bersama.
“Pedas.” Lingga kemudian menyeruput segelas susu.
“Gapapa, pedas sedikit,” jawab ibunya.
Seperti biasa, setelah sarapan, ayahnya bergegas menuju ke kampus untuk mengajar. Kemudian, ibunya juga pergi mengantar adiknya ke sekolah.
Supaya tidak jenuh karena di rumah sendirian, Mala mengambil sebuah buku lalu membacanya diruang tengah. Lembar demi lembar ia baca dengan seksama. Beberapa saat kemudian, ia menutup bukunya dan meletakannya di atas meja. Setelah itu, ia mengambil sejumlah uang dari dalam tasnya kemudian pergi.
“Mbak Bule !” teriak salah seorang tetangganya yang sedang menjemur pakaian.
Mala menoleh ke arah sumber suara. “Eh, Mba Siti. Sehat, Mba ?” Mala mendekat dan menyalaminya.
“Alhamdulillah sehat. Ya ampun cah ayu, sekarang tambah cantik ya. Kapan kamu datang ?” ucap Mba Siti sambil memegang pundak Mala.
“Kemarin sore, Mba.”
“Oh gitu, kamu mau ke mana ?”
“Mau beli getuk ke tempat Yu Jum.”
“Yaudah sana, nanti keburu habis,”
“Iya, Mba. Aku jalan dulu ya.”
"Iya," ucapnya sambil memegang pakaian basah. Mala berjalan dengan cepat menuju lokasi Yu Jum berjualan. Setelah tiba di lokasi, ia duduk di sebuah kursi kayu yang ada di samping meja dagangan.
“Yu, beli getuknya 10 ribu.” ucap Mala.
“Eh Mala, tunggu sebentar ya.” Yu Jum tampak sibuk melayani pelanggan yang yang datang lebih awal.
“Iya, Yu.”
Saat sedang membeli getuk, tiba-tiba Mala terpaku melihat Dimas yang melintas di hadapannya. Dimas adalah teman sekelas sekaligus mantan kekasihnya waktu masih SMA.
Mala terlihat sedikit tegang, detak jantungnya tidak bisa menyembunyikan perasaan yang telah lama tidak dirasa. Dimas yang juga menyadari keberadaan Mala lalu memberhentikan motornya di pinggir jalan. Ia terus menatap Mala yang sedang membayar getuk. Tanpa pikir panjang, Mala kemudian bergegas menemui Dimas yang masih duduk di atas motornya.
“Dim, apa kabar ?” Mala mengulurkan tangannya lalu menjabat tangan Dimas.