Utara ke Barat

Dina Oktaviani
Chapter #13

Diam

Dimas asyik bercanda dengan Mala melalui telepon. Suara tawa Dimas cukup keras. Bahkan kedua orang tuanya mendengar suarnya dari ruang tengah.

“Tumben banget Dimas begitu ya, Pak,” ucap Ibu Dimas.

“Mungkin dia lagi asyik ngobrol dengan temannya,” ucap Ayah Dimas.

“Aku tanya dulu ya, Pak,”

“Biarkan saja, Bu,”

“Cuma tanya, Pak,”

“Yaudah terserah, Ibu.” Ucap Ayah Dimas santai.

Ibu Dimas berjalan meninggalkan ruang tengah, mengetuk pintu kamar Dimas, lalu membukanya sedikit.

“Kamu tertawa dengan siapa ?” tanya Ibu Dimas sambil megang gagang pintu.

“Mala, Bu,” jawab Dimas.

“Boleh Ibu bicara dengan Mala sebentar ?” Ibu Dimas berjalan mendekati Dimas.

“Ada apa, Bu ?” Dimas bangkit dari tempat tidur dan memberikan ponselnya. Ia cemas dengan apa yang akan dikatakan oleh ibunya kepada Mala. Ia menatap ibunya dengan tajam dan menggaruk-garuk lututnya. 

“Halo, Mala, ini Ibu. Mulai besok kalau gak ada keperluan penting jangan hubungi Dimas ya. Kalau Dimas telepon jangan diangkat. Maaf jika perkataan ibu menyakitkan. Ibu tahu ini tidak mudah dan berat, tetapi Ibu melakukan ini juga demi kebaikan kalian.”

“Iya, Bu,” jawab Mala lirih. Ia tak mampu berkata-kata lagi. Pikirannya kacau, perasaanya runtuh, tidak ada hal yang bisa Mala lakukan kecuali diam.

“Bu, jangan gitu,” ucap Dimas.

“Yaudah, La, sudah dulu ya,” ucap Ibu Dimas.

“Iya, Bu.” Mala meletakkan ponselnya di samping bantal. Patah hati, itulah yang Mala rasakan. Ia hanya duduk dan menunduk di atas kasur dengan kedua kaki yang ditekuk. Wajahnya ditutup dengan kedua tangan. Mala menangis.  

“Kok dimatiin teleponnya ?” tanya Dimas kepada ibunya.

“Iya. Dim, ibu cuma minta kamu jauhi Mala. Kenapa kamu masih pacaran dengan Mala ? ,” ucap Ibu Dimas kesal. Ibu Dimas kemudian duduk di kursi belajar Dimas.

“Aku sama Mala sudah nggak pacaran, Bu,” ucap Dimas.

“Nggak pacaran gimana ?”

“Aku sama Mala tadi cuma ngobrol biasa, Bu. Menjauh itu bukan berarti meninggalkan. Jika suatu saat memang tidak berjodoh dengan Mala, setidaknya kita masih bisa berteman,”

“Nak, Ibu tidak pernah melarang kamu berteman dengan siapapun. Tapi masalahnya, kamu itu suka dengan Mala. Untuk sementara kamu itu harus menjauh dari Mala. Setidaknya sampai perasaan sukamu dengan Mala itu berkurang.”

“Bu, perasaan itu tumbuh dengan sendirinya. Aku tidak pernah meminta diriku untuk suka dengan Mala. Dengan cara apapun aku menjauh, mau sebanyak apapaun aku berkata tidak suka, tetapi jika perasaan bilang iya aku suka, iya aku cinta, iya aku sayang, aku harus bagaimana ?” ucap Dimas.

Lihat selengkapnya