Utopis Karya X dan Ikan Blenny

Yuditeha
Chapter #2

Dua

Apa yang telah disampaikan Maksim membuat Kama kepikiran Kuni, temannya yang psikiater, bahkan dulu mereka sempat dekat. Tak ingin menunda penasaran, Kama meraih ponsel, mencari nomor kontak Kuni dan meneleponnya. Kama berpikir, pasti Kuni akan heran menerima panggilannya itu, karena senyatanya mereka memang sudah cukup lama tidak berjumpa. Telepon tersambung, sebelum Kama menyapa, rupanya justru pertanyaan Kuni yang lebih dulu terdengar dari seberang. “Ada apa gerangan?”

“Sudah kuduga,” sahut Kama cepat.

“Apa?”

“Kamu heran, kan? Sudah kuduga.”

“Jelaslah!”

“Bisa kita bertemu?”

Dulu mereka memang pacaran, tetapi karena Kama tidak segera memberi keputusan atas nasib hubungan itu hingga Kuni memutuskan berpisah. Tentu Kama dulu tidak terima dengan keputusan itu, tapi sekarang Kama berpikir apa yang Kuni sikapkan bisa jadi tepat karena nyatanya sampai sekarang Kama tidak segera berumah tangga, bukan karena trauma, tetapi tampaknya Kama merasa nyaman ketika sendiri.

Setelah menetapkan hari pertemuan, Kama tak tahu lagi harus bicara apa. Mungkin Kuni menyadari hal itu hingga dialah yang selanjutnya bertanya perihal kepentingan apa hingga Kama tiba-tiba menghubunginya.

Lihat selengkapnya