Utuh tak Berjeda

Innuri Sulamono
Chapter #9

Perbedaan

Toto datang ke rumah Tegar hampir jam sembilan malam, wajahnya terlihat kuyu dan lelah.

"Maafkan aku, Ola sudah tidurkah? Apa tidak rewel?" tanyanya begitu tak melihat dan mendengar suara Ola.

"Duduklah, aku buatkan minum dulu," kata Tegar. "Ibu bagaimana? Sudah ada perkembangan?"

"Tidak usah, aku buru-buru. Ibu masih di ruang ICU, aku mau bawa Ola, biar dia tidur di mobil saja," kata Toto, tangannya menahan lengan Tegar yang siap masuk ke dalam untuk membuat minuman.

"Apa? Ola mau kamu ajak ke rumah sakit dan tidur di mobil?" Tegar berdiri tegak sambil membelalakkan matanya menatap wajah Toto.

"Iya, aku tak tega sama Bapak, sendirian jaga Ibu," kata Toto.

"Aku yang tak tega sama Ola, biar dia bersamaku," kata Tegar.

"Nanti kamu tidak bisa kerja," kata Toto yang tahu bila Tegar sering melakukan live streaming di malam hari untuk pengikutnya di luar negri.

"Itu gampang diatur, ada Ibu di sini, Ola juga tidak rewel kok," jawab Tegar

"Maafkan aku jadi merepotkanmu, dia sudah tidurkah?" tanya Toto. Tegar lalu bercerita bila saat ini Ola sedang bersama Lily dan menceritakan bagaimana kronologisnya sampai Ola berada di rumah Lily. Toto kelihatan tak sabar ingin melihat Ola, Tegar pun segera mengantarnya ke rumah Lily.

"Ola pasti sudah tidur, biasanya habis isya sudah ngantuk," kata Toto di perjalanan. Benar saja, sampai di rumah Lily, Ola sudah tidur. 

Toto dan Tegar menengok gadis kecil itu tidur begitu nyaman di kehangatan kamar Lily, memeluk boneka panda yang lebih besar dari pada tubuhnya. Wajahnya terlihat damai, samar tersenyum seolah sedang bermimpi indah.

"Ola tidak rewel kok Mas, biarkan dia di sini," kata Lily. "Selama Mas Toto merawat Ibu, biarkan dia bersamaku."

"Nanti Ola merepotkanmu, Dik Lily. Kamu 'kan juga sedang merawat Ibu," kata Tegar. Toto yang dalam keadaan lelah membiarkan kedua orang itu sedikit berdebat.

"Tidak merepotkan, Mas. Ibu malah senang dengan adanya Ola di rumah ini, ibu kelihatan ceria bermain dengan Ola," kata Lily mempertahankan Ola. Tegar pun tak memaksa, Toto merasa sangat berterima kasih atas pertolongan Lily.

Malam itu pun Ola menginap di rumah Lily, Toto kembali ke rumah sakit.

Mungkin terlalu cepat bila di awal memperkenalkan Lily pada Toto, Tegar sudah berpikir bila mereka berdua bisa saling melengkapi. Toto membutuhkan sosok seorang ibu buat Ola, sementara Lily yang sudah melewati usia ideal untuk menikah tentu pantas bersanding dengan Toto yang seorang duda. Selisih usia mereka tidak terlalu jauh.

Bila skenario di pikiran Tegar terwujud, tentu ibu Tegar tak akan lagi menekannya untuk menikahi Lily. Sebuah ide cemerlang yang memenangkan semuanya. Tegar merasa begitu percaya skenario manisnya akan berhasil, tetapi pesan dari Toto membuyarkan semuanya.

Toto: Kira-kira Lily dibayar berapa ya untuk mengasuh Ola? Aku tak paham soal gaji pengasuh.

Tegar: Hah? Kamu pikir Lily mau jagain Ola karena uang?

Toto: Lah memangnya dia siapaku? Saudara bukan, teman juga baru kenal. Gak enak kalau nggak bayar.

Lihat selengkapnya