Utuh tapi rapuh

Edeh dewangsih
Chapter #16

Chapter tanpa judul #16

Setelah kejadian di dalam mobil tersebut,Sania memutuskan untuk menerima indra menjadi kekasih hatinya. Mereka pun kini resmi berpacaran,hal tersebut langsung di ketahui oleh Tante indah dan om Sugeng, mereka tau bukan dari Sania,tapi indra yang mengabari budenya itu lewat telepon. Tante indah senang mendengar hal itu, walaupun Sania tidak mau menceritakannya langsung kepada orang tuanya.

Hubungan mereka terlihat begitu cocok,Sania yang kalem dan pendiam selalu di buat tersenyum oleh tingkah indra yang pecicilan. Setiap hari libur indra mengajak Sania untuk bertemu dengan keluarganya. Mereka menyambut baik Sania, mereka sangat bersyukur indra bisa menjalin hubungan dengan Sania yang tak lain adalah anak angkat dari keluarga mereka sendiri.

Keluarga besar ini selalu berkumpul ketika ada waktu libur,Tante indah dan om Sugeng juga sekarang lebih intens mengunjungi keluarganya itu. Tali silaturahmi yang lama renggang karena terpisah jarak,kini Semakin hari semakin terjalin erat karena hubungan Sania dan indra. 

Orang tua indra begitu menyayanginya Sania,mereka menyukai kepribadian Sania yang kalem, dan lemah lembut. Mereka ingin Sania dan indra bisa kejenjang yang lebih serius lagi.


"Dra kamu harus cepat-cepat melamar Sania..!!" Kata pak bagus,ayahnya indra.


"Iya ndra,,ibu itu suka banget sama pacarmu yang sekarang ini. Udah anak nya baik,sopan,cantik dan pinter juga. Pokonya paket komplit. Kata ibu Yanti menimpali


"Iya aku juga maunya sih ngelamar dia sekarang-sekarang ini,,tapi apa nggak terlalu kecepetan ya yah..?" Tanya indra ragu. Dia takut kalo Sania belum siap untuk melangkah ke jenjang pernikahan.


"Lebih cepat lebih baik,,kalian nunggu apa lagi?? Keluarga besar udah pada setuju." Kata pak bagus sambil menepuk-nepuk pundak indra yang terlihat tegang.


"Aku takut dianya belum siap aja yah.." kata indra yang belum yakin bahwa Sania benar-benar mencintainya. Karena dari sekian perempuan yang pernah dekat dengannya,hanya Sania yang terlalu cuek dan tidak ekspresif. Sania jarang mengugkapkan rasa cintanya baik lewat ucapan ataupun gestur. Itu yang membuatnya ragu, sebenarnya Sania menyukainya atau dia hanya terpaksa saja.


"Kamu coba aja dulu,,kalo Sania ndak mau buru-buru ya Ndak apa-apa. Jangan di paksa." Kata pak bagus menyemangati indra. Indra pun memikirkan cara untuk melamar Sania,yang tidak membuat Sania merasa di buru-buru. 

Kebetulan besok hari libur,dan juga bertepatan dengan anniversary mereka yang ke satu tahun. Indra merencanakan semuanya tanpa sepengetahuan Sania,dia membeli cincin dan bunga mawar putih untuk hadiah. 

Pagi itu Indra berniat menjemput Sania di rumahnya,tapi saat di telepon Sania sedang tidak ada di rumah. Katanya dia sedang ketemuan dengan teman lamanya yang dari jakarta. Indra kemudian menyusul Sania ke tempat Sania dan temannya itu berada. Setelah sampai di sana Sania hanya terlihat sendiri. Ternyata temannya itu sudah pergi. Indra sedikit kecewa dengan Sania yang tidak ingat dengan hari jadiannya. Indra mengajak Sania ke taman yang sudah ia dekor sederhana. Sania yang lupa dengan hari spesial itu hanya bertanya-tanya dalam hatinya. 

Lihat selengkapnya