Utuh tapi rapuh

Edeh dewangsih
Chapter #27

Chapter tanpa judul #27

Doni terus saja mengirim pesan kepada Sania, yang membuat Sania jadi risih. Sania yang tadinya murung dan melamun sekarang malah uring-uringan sama handphone nya. Retno dan Tasya yang dari tadi sibuk membuat banner cuma geleng-geleng kepala melihat tingkah Sania yang labil. Sania yang hanya sesekali membantu ide promosi, dia kebanyakan hanya mondar-mandir sambil memegang hapenya. 


"Kayanya bete banget nih ibu bos.." kata Retno sambil melempar satu bungkus Snack ke arah Sania yang sedang gusar.


"Makasih..bukan bete tapi sebel." Kata Sania sambil duduk dan membuka Snack tersebut.


"Sebel sama indra..??" Tanya Tasya yang jadi penasaran.


"Bukann..ada lah seseorang." Kata Sania sambil terus membalas pesan.


"Hayoo loh..jangan bilang Lo lagi chattingan sama cowok lain..." Tanya Tasya lagi. Dia semakin penasaran, karena di sini Tasya jadi informan untuk indra. Segala gerak gerik Sania selalu Tasya laporkan kepada indra, makanya dia securiga itu.


"Apa sih kepo banget..!!" Sania mulai menghentikan aktivitasnya memegang handphone. Agar teman-temannya tidak lagi curiga. Walaupun hapenya bunyi Sania tidak melihatnya, dia tetap meneruskan makan dan minum.


"Tuhh bunyi terus hape kamu..angkat dulu aja,siapa tau penting." Kata Retno sambil membereskan pekerjaannya. Sania mengambil hape miliknya yang dia taruh di atas meja. Ternyata Doni berani meneleponnya. Sania mengangkatnya dan menjauh dari teman-temannya. Saat Sania sedang menerima telepon, Retno dan Tasya hanya saling pandang. Mereka curiga yang menelepon itu orang yang di rahasiakan Sania,karena bila indra yang menelepon Sania tidak akan pergi menjauh. Setelah selesai menerima telepon itu,Sania terlihat gugup. Entah apa yang di bicarakan di telepon tersebut karena cukup lama mereka berbicara di telepon. 


Sania pamit pulang duluan,dia baru sadar bawa indra sebenarnya sedang sakit. Di hari itu Sania tidak menerima pesan ataupun telepon dari suaminya itu. Biasanya indra akan selalu menanyakan keadaannya,indra selalu mengingatkannya untuk tidak lupa makan dan istirahat. Tiba-tiba di benak Sania jadi merasa bersalah, dia malah sibuk dengan orang lain padahal suaminya sendiri sedang tidak baik-baik saja.

Lihat selengkapnya