(V) Fly and Moon

Aulia Angriani
Chapter #2

Permainan

Sekolah hari ini tak luput dari keramaian. Gelak tawa dari beberapa siswa memecahkan kesunyian. Semenjak suara bel berbunyi 5 menit yang lalu. Semua siswa-siswi dari kelas X sampai kelas XII langsung menyerbu jajanan di kantin mulai dari gorengan sampai cemilan.

"TAMARAH! TAMARAH! MINGGIR, AMBULANCE MAU LEWAT," teriak seorang cowok dengan suara cemprengnya. 

Sang pemilik nama sentak menoleh ke belakang, sedangkan cowok yang tengah duduk disebelah Tamarah, lantas memutar bola mata malas.

"Oyy, Leon apasih!" Tamarah menepis tangannya sekasar-kasar mungkin ketika Leon menyela ditengah-tengah Tamarah dan Vinky yang sedang duduk.

"Yaelah dua cabai rawit nggak boleh dua-duan, ketiganya setan!" Cerocos Leon, ia mengambil tempat duduk.

"Kamu setannya!" Balas Tamarah.

"Sudah berapa banyak gebetan yang kamu temuin hari ini?" Tanya Vinky melempar pandangan ke arah Leon disebelahnya.

"Husshh!! Gak baik nanya soal itu, aku takut Sweta bakalan marah."

"Playboy kan, beda sama yang lain," timpal Vinky.

 Vinky tak habis pikir dengan sahabatnya yang satu ini. Dimana-mana ada pembaruan versi cewek yang ia dekati dalam kurun waktu yang singkat. Mulai dari yang rambutnya sebahu, kriting, sampai yang setanah. 

Untung Sweta sabar menghadapi pacarnya, Leon. Dia juga tidak tahu soal aktifitas Leon selama di sekolah, soalnya mereka beda sekolah.

"Guyss, gimana kalau kita main game," usul Tamarah, mulai bersemangat.

"Game cabut bulu kaki lagi?" Tanya Vinky ketika ia harus mengingat permainan penyiksaan itu beberapa waktu yang lalu.

"Bukan, gimana kita main game....," Tamarah berpikir sejenak. "Aha! True or dare?" Usulnya.

"Boleh-boleh," jawab Leon dengan wajah semringah.

"Nggak mau, nggak mau!! Aku takut nanti kalian suruh aku cabut bulu hidung atau nggak, bersihin toilet sampai mati!" Elak Vinky yang tak mau mendapatkan ketidakadilan dari kedua sahabatnya.

"Yaelah, belum mulai aja udah nyerah, gimana kamu mau masuk polisi nanti, pasti disuruh push up malah mewek," ledek Leon.

Vinky memicing tajam dan siap melayangkan satu tonjokan di wajah Leon. "Aku bukan getah nangka, ya." Vinky mengurungkan niatnya untuk memukul Leon, ia kembali menetralkan posisinya.

"Ayolah, Kiky, " paksa Tamarah.

"Oke, siapa takut?" ucap Vinky menantang.

Tamarah tersenyum ceria, lalu berpindah lokasi tempat duduk menghadap Vinky dan Leon.

"Siapa yang tersendiri, dia yang harus kita kasih tantangan, oke?" Tanya Tamarah mulai meminta persetujuan.

"Oke," jawab Vinky dan Leon serempak.

"Pila pila pimpaaaaa."

"Nahhh, giliran kamu Leon, pilih true or dare?" Tanya Tamarah.

"True."

"Oke, aku yang kasih pertanyaan, ya?" Pinta Vinky.

"Ayo apa?" Tanya Leon yang sudah penasaran.

"Sebutkan alasan kamu sering bolos sekolah?"

Leon menggaruk-garuk kepalanya berpikir. "Hmm, pertama, aku nggak suka pelajaran menyiksa. Kedua, karena aku merasa bosan Ketiga, perutku sering mewek minta di isi."

Tamarah menutup mulutnya menawan tawa sedangkan Vinky tertawa lepas. Beberapa siswa yang duduk di dekat mereka turut menoleh dan menyaksikan kegilaan mereka.

"Oke, lagi. Pila pila pimpaaaaaa."

"Ahaa, sekarang giliran kamu, Kiky," seru Tamarah.

Vinky hanya mendengus pasrah, ia harus mendapatkan sisanya, dare.

"Oke, sekarang giliran aku, ya." Leon mengedarkan pandangannya menilik orang-orang di kantin secara bergantian. "Nah, aku tau."

"Apa?" Tanya Vinky malas.

"Kamu lihat tuh, cewek yang duduk di ujung sana, yang lagi makan," tunjuk Leon dengan arah pandangan lurus.

Lihat selengkapnya