Setelah tama menggertak pras, tama pun pulang dengan dendam yang iya tanggung buat pras. Tentu saja bukan salah pras jika tama memiliki dendam terhadapnya, melaikan iri dengan pras karena sudah merebut posisi tama di tim tersebut.
Walaupun begitu, pras tidak ada memiliki dendam dengan tama yang sudah tidak baik dengan pras. Hanya saja pras merasa ini semua tidak adil, karena pras anak baru dan baru masuk sekolah. Semua itu menghantui fikiran pras, karena dia (pras) terlalu baik dan polos jika bicara tentang perasaan.
Ke esokan harinya kembali mereka berlatih untuk mempersiapkan pertandingan yang sebentarlagi akan dimulai dalam beberapa hari. Dan saat latihan bertanding, pak isan memisahkan tama dan pras untuk menghindari kecekcokan yang akan terjadi bila mereka bermain bersama dalam satu tim. Dan banyak kejadian tak terduga saat mereka mulai bermain di lapangan, termasuk di terjangnya kaki peas oleh tama dengan sekuat - kuatnya, sontak saja hal itu membuat pras sangat kesakitan dan membuat kaki pras tertatih - tatih saat berjalan.