VALE N' TINO

Yant Kalulu
Chapter #13

ELEGI PUN BERUBAH MENJADI RAPSODI

Hampir sebulan setelah peristiwa naas yang menimpa Vale dan Tino, anggota D’Geng jadi jarang ngumpul. Keempat gadis yang biasa nongkrong di galeri sudah jarang kelihatan di sana. Bukan karena takut atau ngeri, tapi mereka tidak tega membayangkan kenangan bersama Vale. Menurut mereka, kalau berada di galeri bawaannya sedih dan nelangsa. Betapa banyak cerita dan kisah manis yang telah mereka lalui di galeri ini. Mereka selalu merasakan kehadiran Vale bila melihat benda-benda hasil kenakalan mereka dulu. Wajah Vale yang lucu, nakal, jail, dan sendu, selalu terbayang yang justru akhirnya membawa rasa haru. Jadi akhirnya mereka berempat memutuskan untuk membatasi pertemuan di galeri, sehingga mereka pun jalan sendiri-sendiri.

Walau keempat gadis anggota D’Geng sangat kehilangan, namun yang paling merasa sedih atas kepergian Vale adalah Aurel. Dia seakan kehilangan anggota keluarganya sendiri. Dulu ketika dia ditinggal pergi kedua orang tuanya, Aurel sempat merasa sangat sedih. Namun setelah menyadari bahwa minggatnya mami dan papinya karena ego mereka, justru hal itu membuatnya mati rasa. Kalau kepergian orang yang dicintainya saja tak bisa membuatnya bersedih, maka tak ada musibah yang membuatnya  benar-benar terluka. Namun dengan kematian Valerie, dia benar-benar sedih, seakan hidupnya pun ikut hilang.

Beberapa hari terakhir dia sering kedapatan menghabiskan harinya di pojok galeri. Hari-harinya diisi dengan bengong, melamun, dan mengisi waktunya dengan menyendiri. Ada beberapa lembar coret-coretannya yang menggambarkan kegetiran hatinya. Ada lembaran puisi hasil coretannya yang melukiskan kesedihan, kegetiran hatinya. Elegi Dari Pojok Galeri, begitu kumpulan puisinya.

Melihat sahabatnya yang sangat berubah, justru Vinka yang sewot. “Aury,” ujar Vinka suatu sore, “yang kehilangan Vale bukan hanya kamu Aury. Kita semua sangat sedih dan terluka. Yang kamu bilang elegi ini bukan hanya tentang kamu, tapi elegi tentang kita.” Aurel mengangguk.

“Jadi gak bijak kalau kita terlalu sedih sehingga sampai mengabaikan kesehatan badan dan kehidupan kita sendiri,” lanjut Vinka. Aurel kembali mengangguk. Dia setuju dengan nasehat temannya.

“Ok Gee, kita memang harus mengakhiri elegi ini. Mari kita ubah elegi kita menjadi sebuah rapsodi!” ujarnya berapi-api. Ketiga sohibnya pun menjadi lega dengan kembalinya keceriaan Aurel.

Dua-tiga bulan berlalu. Mereka mulai dapat melupakan memori indah bersama Vale seandainya Lolly dan Poppy tidak menghembuskan cerita-cerita seram tentang kemunculan Vale. Awalnya si Kembar itu menelpon Vinka dan Aurel. Malam-malam keempat gadis itu tele-conference. Si Kembar Lolly-Poppy bercerita bahwa mereka didatangi sepasang remaja yang mirip Vale dan Tino. Menurut cerita Lolly, waktu itu sepulang sekolah mereka mau ambil tumbler yang ketinggalan di galeri. Sore itu pos satpam sepi karena petugas yang jaga sedang keliling. Seperti biasa sekeluar dari galeri mereka naruh kunci di pos satpam. Tapi dia kaget dan ketakutan karena di dalam pos satpam Lolly melihat sepasang anak muda yang duduk membelakangi mereka. Keduanya duduk bergandengan tangan menghadap jendela, ke arah halaman sekolah. Sepasang remaja itu diam, bergeming, tak menyahut ketika Lolly menegurnya. Akhirnya, menurut Lolly dia keluar dari pos satpam sambil lari ketakutan.

“Sumpah, Gee! Yang kemarin gue lihat itu Vale N’ Tino!” kata Lolly berapi-api.

“Valentino?”

“Bukan Valentino, tapi sosok seperti Vale sama Tino! Keduanya lagi duduk di sana, di kursi satpam.” ujar Lolly lagi. “Keduanya diam aja. Mendengar gue datang mereka juga gak nengok!” sahut Poppy menambahkan.

“Emang benar Pop, ada hantu Valentino?” tanya Aurel. Bukan Poppy yang jawab, tapi Lolly yang nyahutin, “Dia kan masih di toilet, waktu gue mau ajak dia ke satpam, Vale sama Tino itu sudah gak ada!”

“Lo kebayang-bayang ‘kali sama wajah Vale sama Tino!”

“Oke, kalo wajah Vale mungkin gue kebayang karena memang gue kangen sama dia. Tapi kalo Tino, sejak kapan anak main ke pos satpam? Sewaktu hidup dia main ke sekolah kita juga baru sekali.” Lolly menjelaskan.

“Iya Gee, dia gak bohong!” kata Poppy menimpali, “Gue juga sempat digangguin sama hantu Vale N’ Tino…!”

“Wahh, ini lagi biang gossip!” potong Aurel tidak percaya.

“Benar, Cee!” sahut Poppy nggak peduli, “Waktu malam Jumat kemarin gue lagi belajar sendiri di kamar. Tiba-tiba HP gue berderit, rupanya nomor Vale. Gue lihat dia kirim foto-foto dia berdua sama Tino. Keduanya pakai baju serba putih. Vale berkebaya putih, wajahnya kelihatan pucat. Hiii… pokoknya serem deh kalo inget.”

“Ahh, bokis lo! Sekarang coba lo forward foto-fotonya, coba gue pengin liat!” kata Vinka menggoda.

“Ya… boro-boro menyimpan foto-foto itu, ngeliat sekali aja bikin jantung mau copot. Ya udah gue hapus, lah! Termasuk nomor Vale akhirnya gue delete juga!”

“Kenapa gak lo bales aja? Loe tulis, ‘Hihihi’ terus lo kirim foto elo yang lagi pakai kebaya juga, gitu!” sahut Aurel pula.

“Ah udah, payah ngomong sama lo berdua. Kalo gak percaya ya sudah…” kata Poppy sewot, “Gue doain moga-moga kalian juga didatengi sama hantu itu!”

“Kalian berdua jangan berfikir yang macem-macem!” kata Vinka menasehati si Kembar, “Kita doakan saja mereka berdua, moga-moga Vale and Tino tenang di sana!”

“Gue mah gak berhenti-berhenti kirimin doa. Tapi kenyataannya mereka mendatangi kita. Apa mereka kangen sama kita ya?”

“Jangan-jangan lo masih punya hutang kali! Lo kan sering janji. Janji mau bawain seblak-lah, mau beliin bando-lah, mau ini-itulah. Jadi mereka datang buat nagih janji-janji lo!” kata Vinka cengengesan.

“Iya ya betul, Vale sama Tino kan punya catatan janji lo-lo pada. Jadi mereka mau kejar kalian, hihihi!” tambah Aurel cekikikan.

“Ihh jangan gitu, Ceking-Gendut! Lo jadi tambah nakutin gue!” sahut Lolly di seberang telpon, “Gue sumpahin ya, kalian di juga didatengin arwah Vale sama Tino. Gue bilang ke mereka kalau lo-lo pengin ditemui!”

Nampaknya harapan si Kembar itu menjadi kenyataan. Nyatanya beberapa hari kemudian Aurel bercerita kepada mereka bahwa dia ketemu dengan sesorang yang wajahnya mirip seperti Vale dan Tino. Dan rupanya arwah Vale N’ Tino bukan hanya ingin ketemu dengan D’Geng saja. Vale N’ Tino rupanya juga kangen dengan teman-teman SMK-nya. Cowok-cowok itu pun bercerita mereka juga mendapat pengalaman yang sama, yakni didatangi arwah Vale N’ Tino.

 

 ----- ***** -----

Lihat selengkapnya