Vampirewolf

Shoipa Try Anggraini
Chapter #2

The Potion

Toktoktokk

Kriieeett

Pintu terbuka menampilkan seorang cowok tampan sedikit lebih dewasa dari Ralissa. Dia adalah Arion kakak sepupu Ralissa, anak dari Theron dan Irine. (Fyi : Irine dibaca Airin. Okey 👌)

"Kenapa kakek memanggilku?" Tanya Arion. Ia tak sempat melihat Ralissa karena terfokus pada Thomas.

"Ckckck! Kakak tak mau menyapaku dulu?" Tanya Ralissa menarik turunkan alisnya ketika melihat kakak sepupunya itu.

Seketika Arion menoleh pada Ralissa. "Hay, Ra. Kapan kau datang?" Sapa Arion spontan.

Ralissa mendengus mendengar sapaan Arion yang terlambat. Ia memilih untuk meminum ramuan yang telah Anna buatkan untuknya.

"Apa ramuan itu langsung bereaksi?" Bisik Thomas pada Anna.

"Tentu saja." Jawab Anna bangga pada dirinya sendiri.

Thomas merasa lega dan segera melepas sihir yang ia gunakan pada Ralissa.

Ralissa mengecap rasa ramuan yang tersisa di mulutnya. Pahit dan sedikit asam, ingin muntah tapi ia tahan dengan menelan kembali sisa ramuan itu.

"Rasanya aneh! Lebih tepatnya pahit!" Jelas Ralissa mencak-mencak tak jelas.

"Mana ada ramuan manis! Kau pikir itu sirup?" Balas Arion menggelengkan kepalanya melihat tingkah adik sepupunya itu. Ralissa mendengus lagi.

"Dasar anak kecil! Gitu aja marah. Entar cepat tua loh." Ucap Arion lagi kini sudah menarik Ralissa untuk keluar dari ruangan khusus itu.

"Arion dan Ralissa pergi dulu kek, nek. Karena Arion sudah tahu alasan kakek memanggil Arion." Pamit Arion langsung membawa Ralissa keluar.

"Wah anak itu benar-benar." Gumam Thomas melihat ke arah pintu yang telah tertutup.

"Bukankah sifatnya itu tidak asing?" Tanya Anna melipat kedua tangannya di depan dada.

"Entahlah." Jawab Thomas tanpa melihat Anna yang memerhatikannya.

"Cih, tak mau mengakui kalau cucunya mewarisi sifat menyebalkannya itu." Gumam Anna terdengar jelas di telinga Thomas.

Thomas tersenyum devil dan langsung menggendong Anna ala bridal style.

"Kyaaa! Apa yang kau lakukan?" Pekik Anna berteriak.

"Tentu saja memberimu hukuman." Balas Thomas segera menuju kamar mereka.

.

.

.

.

.

.

Lihat selengkapnya