Venchouva

Rieldeeqa
Chapter #1

Prologue

Aku hanya gadis biasa yang bahkan tidak akan pernah percaya dengan cinta. Cinta memusnahkan segalanya, memusnahkan rasa kasih sayang kakak adik, menghilangkan kepercayaan antara suami dan istri, hingga berjalan dengan sendiri, UNTUK APA CINTA HADIR! Aku rasa seharusnya manusia tidak perlu hidup tanpa cinta. Karena cinta adalah anugerah yang sangat angkuh yang merupakan pemberian dari tuhan dan membuat semua orang luluh karenanya. 

Sebenarnya, aku berharap bahwa ayah dan ibuku tidak dipertemukan. Karena aku telah melihat terlalu banyak penghinaan serta pengkhianatan akibat mencintai secara sepihak, maka dari itu aku menganggap semua hal yang berkaitan dengan dalih cinta tidak lain adalah hanya kewajiban.

Kewajiban yang harus kita lakukan sebagai manusia. Terkadang kewajiban itu membuat senyumku memudar dan harapan dalam hdupku dengan cepat menghilang begitu saja, bahkan tidak rela jika ada yang berhasil masuk kedalam hatiku karena aku yakin jika semua pria atau wanita akan bersikap brengsek sama seperti itu sikap brengseknya ayahku yang meninggalkanku untuk selamanya dan harus tinggal bersama wanita yang mungkin sangat menyesal melahirkanku, apakah pantas wanita itu aku sebut sebagai seorang ibu. tidak ada orang yang benar-benar setia. 

Sebagai seorang wanita, aku tidak pantas untuk mengecap namanya cinta, namun aku masih percaya bahwa memang ada cinta. Namun sepertinya aku tidak bisa memiliki kesempatan untuk mencintai seseorang, bukankah cinta itu terlalu mengerikan dan menjijikan namun kenapa banyak orang yang memujanya.

Banyak yang berkata bahwa terbuat dari apakah hatiku, mungkin aku tidak tahu seberapa kakunya hatiku. bahkan untuk mempercayai seseorang pun sangat sulit. Aku bahkan tak sanggup lagi untuk bernafas. Jika ada orang berkata ”Selamat karena kamu telah berjuang selama ini, dan kamu telah bertahan,” Rasanya itu sangat indah bagiku bagaikan melodi, apakah boleh aku mengakhiri hidupku saja. AKU MUAK DENGAN HIDUPKU!

Aku adalah seorang gadis yang selalu merasakan sembilu, bahkan untuk tersenyum. Aku harus memasang banyak topeng. “Hidup kamu sempurna tapi kamu terlalu bermain drama,” 

Katakan bahwa semua perkataan yang aku dengar itu terlalu menyakitkan jika kamu masih memiliki hati, namun aku tidak akan mencoba untuk peduli lagi. Bahkan jika aku menjadi seseorang yang bukan jadi diriku lebih baik aku memilih untuk mati daripada hidup. Sayang cinta dan harapan bagiku tidak pernah ada.  

Seorang gadis sedang bermonolog dalam hati dengan tangan sibuk merangkai kata demi kata dalam buku harian berwarna coklat tua lusuh pemberian Ayahnya dua tahun lalu. Airmata tidak pernah lagi mengalir dari mata hijau safir milikinya, mungkin matanya sudah lelah menangis dan hatinya sudah lelah merasakan maka dari itu saat ia semakin menyiksa diri dengan Pisau kecil miliknya ia tidak merasakan sakit, namun beban dalam hatinya satu persatu menghilang meninggalkannya bersama dengan darah yang mengalir dengan derasnya dari tubuhnya. Memang ada yang peduli, bahkan tidak akan ada yang pernah peduli dengan hatinya selama ia dengan baik menutup topeng yang selama ini ia miliki. 

Ia hanya menyiksa dirinya dengan goresan saja, jika bisa ia akan memperdalam goresan itu. Agar semua luka yang ada di dalam hatinya menghilang. Mungkin bagi orang lain itu adalah sebuah pelarian yang gila.

Apakah semua yang ia rasakan itu gila? Jika itu adalah hal yang gila maka dari itu biarkan ia akan gila dengan semua lukanya. Agar tidak ada orang tersakiti biarkan hanya diri dan hatinya saja.

Lihat selengkapnya