Venchouva

Rieldeeqa
Chapter #2

Lintekna

Aku hanya seorang gadis biasa yang tidak kenal kata “Bercanda”

Namun akhirnya aku bisa tertawa hanya karena sikap manismu kepadaku.

Aku mohon berhenti bersikap manis kepadaku. 

Seorang gadis tengah menunggu datang kereta dari arah Westdownmark menuju Northwerdia. Mata hijau safir itu melirik sekitar halte dengan gelisah.

Gadis itu kembali melirik jam yang berada di pergelangan tangannya jam enam lewat empat puluh delapan menit.

Argh! Sial! Gadis itu yakin bahwa ia akan terlambat di hari pertamanya menjadi murid Setrhard Sevit.

 Kecemasan terlihat dengan jelas di wajahnya. Ia kesal setengah mati karena kereta yang ia tunggu tidak kunjung datang. Namun ia tidak sendiri di sampingnya ada seorang wanita tua yang memakai dress dengan warna merah muda yang dihiasi banyak mutiara dan batu ruby, wanita tua itu terus mengumpati kereta yang tidak kunjung datang. 

Gadis itu melihat wanita tua itu melirik sekilas dengan tatapan menghina dan bergidik ngeri melihatnya. Tunggu tatapan Menghina?!

Ia baru sadar wanita itu menatapnya seolah ia berasal dari pulau nan jauh dengan tampang pengemis yang perlu di kasihani itu benar-benar menjijikan. Wanita tua itu membuka pembicaraannya dengan nada rendah. 

 “Apa kita pernah mengenal sebelumnya?,”Tanya Wanita tua itu dalam bahasa Arlanta dengan aksen Northwedia yang fasih membuat gadis itu mengelengkan kepalanya.  

Gadis itu bertanya-tanya mengapa wanita itu menanyakan hal yang aneh seperti tadi. Kenapa tidak langsung bertanya saja kamu berasal dari mana ia akan menjawab ia berasal dari Jourmande, di negara Sri Arlantka tidak perlu basa-basi seperti itu, hal itu sangat membuang-buang waktu namun, belum sempat ia membuka mulutnya untuk bertanya, wanita tua itu kembali berkata membuat gadis itu ingin meninggalkan sopan santunya kepada orang yang lebih tua di hadapannya ini. 

“Baguslah karena aku tidak pernah melihat seorang gadis dengan wajah buruk mirip pengemis seperti mu. Kau menjijikan rupanya,” Ucap wanita tua itu penuh hinaan yang membuat gadis itu menjadi merah padam.

Apa-apaan itu, hey jika kau tidak ingin melihatku mengapa kau menghinaku, Astaga orang ini benar-benar keterlaluan! Omel gadis itu dalam hati. 

Gadis itu menarik nafas panjang sebelum memulai membalas semua ucapan aneh wanita itu, “Nyonya jika Anda berbicara kepada saya hanya untuk mencerca. Lebih baik simpan cercaan Anda karena saya tidak memerlukan cercaan orang yang saya tidak kenal,” Sungut gadis itu dengan wajah merah padam. 

Lihat selengkapnya