VENTO GEHEIM

Oky Rizkiana S
Chapter #17

Angin Berceloteh

-Angin tidak diam, malah riuh berceloteh kepada ranting dan bunga rerumputan. Manusia ribut, tak bisa mendengar suara itu-

  

Mobil box hijau bertuliskan IKAPEL Pharma melaju pelan meninggalkan stempel ban di atas tanah yang lembab. Aku melangkah mengikuti mobil itu, mencoba memastikan tujuan akhirnya.  

Mobil berhenti di depan ruang penyimpanan puskes, disambut seorang pria berseragam hijau yang keluar ruangan itu, lalu menarik pintu mobil hingga bagian dalam box terlihat jelas. Kardus obat-obatan dan peralatan medis dikeluarkan satu per satu dan disimpan di ruangan itu. Sontak aku tersenyum menyaksikan hal ini, belum dua hari sejak aku di sini, sudah dikejutkan oleh hal-hal yang tak pernah kuduga sebelumnya.

“Han, Han Hanna?” panggil seseorang yang di dekatku.

Aku tersadar dan melirik ke arahnya. “Kenapa?” tanyaku.

“Kamu ngapain? Mau bantuin mindahin kardus-kardus itu ya?” tanya Hadi.

“Ooo engga kok!” tambahku. “Oh iya, ikapel yang kirim obat dan peralatan ya?” tanyaku.

“Iya” tambahnya,”IKAPEL atau IMUL! Setiap bencana kayaknya, obat mereka yang masok”

“Hmm gitu” aku baru tahu.

“Memang kenapa?” sahut Hadi.

“Gapapa!” tanyaku lagi, “ Kamu tau siapa yang bertanggungjawab atas pasokan obat?” 

Hadi mengangguk “Tapi aku belum tau pasti, aku coba pastiin lagi deh nanti!” balas Hadi.

Aku mengganguk. Melangkah kembali menuju dapur pengungsian melanjutkan pekerjaanku.

Jiwa yang penuhi dengan pertanyaan saling menentang membuat keresahan bermukim di tubuh. Aku yang masih mencari pelabuhan pertanyaan ini, mencoba bertahan dengan hiruk pikuk teka tekinya.

Dua hari telah berlalu, aku menunggu kabar tanpa kepastian, dan saat kuperhatikan arah angin tidak jelas. Di tengah malam saat aktivitas mulai mereda, aku meraih ponselku, mencari kontak Shena.

“Halo, Shen?” panggilku.

“Iya, Halo, Ning. Nanti aku telpon ya. Aku lagi mau berangkat menuju target”.

Menghela napas. “Okedeh!”

Sejenak beralih ke panggilan lain

“Halo?”

“Hmm iya, Ning?” tambahnya lagi, “Ada apa?”

“Lo lagi sibuk ya?” tanyaku.

“Iya nih, lagi nyiapin data buat misi agen baru,” tambahnya lagi. “Deadlinenya hari ini!”

“Hm, yaudah deh gapapa!” jawabku.

“Eh, ada yang penting?” sahut Herton.

“Nanti aja deh. Bye!”. Aku mengakhiri panggilan.

“Han!” panggil seseorang yang melangkah ke arahku.

“Iya?” sahutku.

“Hmm, kemarin kamu mau tahu tentang apa ya?” tanya Hadi

“Maksudnya?” tambahku lagi. “Ah iya, mau tau tentang bagian medisnya sih, mm, sama aku mau tau produk obat apa sih yang terpercaya”

“Oh iya, aku bisa bantu cari tahu, tapi ini buat apa ya? tanya Hadi.

“Hmm, temanku lagi riset tentang perusahaan obat, dan aku pikir IKAPEL perusahaan besar dan mungkin bisa riset dari kepuasan pelanggannya” jelasku.

“Ohh iya, kalau setauku sejak aku di sini, tahun 2015. IKAPEL udah ngantar bahan medis ke camp,” jelas Hadi.

“I see!” tambahku lagi. “Kalau produknya gimana kualitasnya oke gak?”

“Um, aku kurang tau gak pernah bandingin soalnya, kalau dikasih ya digunain” balas Hadi.

Aku mengangguk.

“Oh iya, kapan kamu balik?” tanya Hadi.

Lihat selengkapnya