VENTO GEHEIM

Oky Rizkiana S
Chapter #24

Konspirasi

-Penghianatan adalah cara memperlambat skenario sekaligus mempercepat kematian-

 

“Ning, ning?” panggil seseorang. Menggoyang tubuhku.

Aku masih tengkurap di kasur, berapa kali kucoba untuk tidur tapi setiap aku menutup mata bayang-bayang orang silih berganti menghantuiku, terlebih dengan kejadian semalam. Tanpa sadar aku meninju-ninju angin saat sudah telentang. Rasa kesal masih berdiam.

Shena yang melihatku melongok.

Aku melirik ke arahnya dan menghela napas panjang.

“Lo kenapa?” tanyanya penasaran. 

“Huftt, gapapa” ujarku. Beranjak dari tempat tidur ingin membasuh mukaku.

Badanku terasa lemas menahan kantuk, duduk menghadap ke arah jendela.

“Eh, Ning gimana semalam? Gue liat lo sama Herlan!” ujar Shena.

Mendengar hal itu membuatku semakin kesal, “Aarg” teriakku kesal.

“Ha? Kenapa?” tanya Shena.

“Eh, btw gimana kemarin, lo dapat info apa?” tambah Shena.

Aku yang mendengar perkataan Shena tiba-tiba diajak untuk fokus kembali.

Aku menghela napas dan berusaha tenang.

“Gue gak tau mereka bicara apa, Shen” sahutku. “Tapi mereka ngomong tentang obat dan aktivitas tentang itu”.

Aku dan shena memikirkan tujuan pembicaran mereka. Menerka maksud mereka dan mencoba mencari bukti pendukung dugaan kami.

“Shen, temanku bilang IKAPEL beberapa tahun terakhir jadi penyedia alat dan bahan medis buat yang terkena bencana. Bukan cuma itu, obat-obatan buat para tentara mereka juga yang nyediain,” jelasku.

Shena yang mendengarnya manggut-manggut. “ Lo tau kan? Kode etik kita?” ujar shena,

Aku mengangguk mengiyakan. “Justru itu, karena ada kaitan sama pemerintah, pastinya mencari data kesana, bakal melanggar kode etik,” balasku.

“Tapi apa lo sama pemikiran sama gue, Ning?” tanya Shena dengan tatapan tajamnya.

“Iya, gue tau apa yang ada di pikiran lo, Shen! Hanya kita gak punya bukti apa-apa.” Jelasku

“Drrt drrt drrt,” getar ponselku.

“Halo?” 

“Halo, Han?” sahut seseorang 

“Iya kenapa, Di?”

“Kamu sibuk gak ya? kita sekarang lagi ada di tempat pengungsian bencana banjir di daerah bogor” tambahnya lagi, “Kalau kamu gak keberatan bisa temenin aku gak, ngambil obat ke Jakarta Pusat”

“Oh gitu, gak sibuk kok. Yaudah nanti aku tunggu di dekat situ aja ya!” ujarku.

“Oke, bye!”

Lihat selengkapnya