Aku mengunjungi kantor pusat, untuk menjumpai Om Hendra karena ingin menyampaikan hasil penyelidikan semalam. Sebelum menjumpai om Hendra aku ingin menemui Tedjo untuk menanyakan terkait status Yudhi.
“Djo?” panggilku
“Eh! lo datang, Ning,” sahut Tedjo melangkah ke arahku.
“Iya nih,” tambahku lagi. “Gue mau nanya Djo.”
Tedjo menganggkat bahunya dan membuka tangannya. “Silakan!” ujarnya
“Status Yudhi gimana?”
“Yudhi ya?” sahutnya. Menghela napas panjang. “Yudhi udah On lagi, lo udah jumpa sama dia?”.
Aku mengangguk.
“Dia kemarin kirim email surat resignnya, Ning!” sahut Tedjo.
Ketika mendengarnya ada kekecewaan di hatiku, bukan karena keinginannya untuk keluar dari agensi, tapi aku merasa dia sekarang sedang tidak baik-baik saja.
“Hmm.” Mendekat ke arah Tedjo. “Djo bisa ngak gue minta data misi Yudhi?” ucapku pelan.
Tedjo yang mendengarnya terpaku seketika dan nampak berpikir.
“Hm, aku tau kamu mikir apa, Ning,” tambahnya lagi. “Bisa kamu email aku?”
Aku mengangguk mengerti, sembari melirik sekellingku dan melanjutkan aktivitasku.
“Tok tok tok.” Berdiri di depan ruangan Om Hendra.
Tidak ada sahutan sekali lagi mengetok pintu.
“Om?” panggilku.
Pintu tidak terkunci, karena tidak mendapat sahutan aku memutuskan membuka perlahan untuk menilik ke dalam. Ternyata Omm Hendra ada di dalam, duduk dengan menelungkupkan wajahnya di atas meja kerjanya seperti tertidur.
Aku melangkahkan kaki perlahan menuju sofa untuk duduk sebentar sembari menunggu om Hendra terbangun. Aku tetap diam menunggu sembari mengecek ponselku, hingga merasa bosan dan berniat membuat keributan agar om Hendra terbangun.
Aku melangkah dengan menghentakkan kaki supaya ada suara ribut, berharap bisa membangungkan om. Sama sekali tidak ada respon.
Aku mencoba menyentuh punggung om Hendra.
“Om?” ucapku lirih.
Tidak ada respon.
Aku menggoyang sedikit tubuh om Hendra, namun tetap tidak ada respon.