Gudang itu tidak terlihat ramai tapi cukup bising akan suara gaduh orang berkelahi. Ada beberapa anak teman satu kelas Ayana yang menjadi pentonton tapi tak cukup berani mendekat, sesekali mereka hanya berteriak ngilu saat salah satu dari Ucup maupun Gema jatuh menimpa benda keras.
Ayana bergegas melangkah maju. Teman-teman yang melihat datangnya dirinya segera memberi jalan. Mereka tau hanya Ayana seorang yang bisa menjadi pawang untuk menghentikan aksi mereka.
"STO!!" teriak Ayana yang berada satu meter dari dua orang yang tengah asik saling pukul. "GUE BILANG BERHENTI!"
Rupanya mereka tak mendengarkan. Terpaksa Ayana mengambil resiko. Dia maju mendekat dan langsung mengambil posisi di tengah. Gena yang semula ingin memukul Ucup yang udah terjatuh akhirnya berhenti saat sadar siapa yang berdiri di hadapannya sekarang ini.
"Minggir." Gema berkata dengan sedikit kasar tapi lirih.
"Gak akan." bantah Ayana siap menantang Gema jikalau cowok itu masih tak ingin berhenti.
"Lo mau cari mati?" ucap Gema.
"Kalau lo mau pukul gue silahkan, gue rela asal lo mau berhenti."
Gema berdecak dengan wajahnya yang sudah tersulut emosi. "Urusannya sama lo apa, hah!"
Ayana sontak memejamkan mata saat mendapat bentakan yang keras dari Gema. Jujur dalam hati Ayana takut tapi kalau mereka terus di biarkan kejadian 3 tahun lalu bisa saja terulang.