Terik matahari yang menyengat membuat peluh berjatuhan dari dahiku,setelah memutuskan untuk rehat sejenak dan mencari rumah makan karna lapar,ku putuskan untuk melanjutkan perjalanan mencari rumah kos untuk ku tinggali sementara ,tapi rupanya kesialan sedang berpihak padaku, sudah tiga rumah kos yang aku temui,semuanya penuh.
Tiba di taman kota,ku putuskan untuk duduk sebentar di bangku taman.Banyak pedagang kaki lima di sekitar sini,seorang nenek tua yang menjual gorengan mendekatiku,menawariku dagangannya.
“Gorengannya neng,murah dua ribu dapet tiga,buat penglaris,belum ada yang beli dari tadi,”wajahnya yang terlihat renta membuatku tak tega menolak tawarannya,meski sebenarnya aku sedang tak ingin makan gorengan,ku putuskan untuk memborong semua dagangannya,“Bungkus aja semuanya ya nek.”
Ucapanku membuatnya tersenyum haru,mungkin senang karna akhirnya ada yang membeli dagangannya,”Aduh ini beneran neng?makasih banyak ya neng,akhirnya ada yang mau borong dagangan nenek.”
“Iya nek,sama-sama,"senyumku mengembang melihat nenek itu dengan antusias membungkus gorengannya.
Eh tunggu,tapi aku merasa ada yang salah,aku menatap nenek itu dengan panik.
“Kok nenek tau kalo aku perempuan sih?”.
“Ya lagian,mana ada laki-laki geulis gitu,terus suaranya juga lembut,ya nenek tau lah eneng mah perempuan,cuman rambutnya pendek aja kaya laki”,Jelas si nenek padaku.
Ah iya,sepertinya aku harus mengubah suaraku agar menjadi lebih ‘laki’,nenek ini saja mengenaliku sebagai perempuan,apalagi jika aku bertemu dengan Ades atau yang lain,jelas tak sampai lima menit penyamaranku terbongkar.
“Ekhem,kalo begini gimana nek?”,ku buat suaraku agar menjadi lebih berat.
“Ah,masih kurang ‘laki’ itu neng,lagian eneng cantik-cantik ngapain dandan kaya gitu?”.
“Saya lagi dalam misi rahasia nek”,aku berusaha memberatkan suaraku kembali.
“Nah,itu udah lumayan ‘laki’ tuh neng,eh tadi apa katanya?misi rahasia,kaya yang di pilem-pilem detektif itu neng?”.
Aku hanya mengangguk menjawab pertanyaan si nenek,ia kemudian mengangguk-angguk antusias setelah aku membenarkan,”wah keren”, aku tertawa.
“Ini neng udah selesai di bungkus semua,sekali lagi makasih loh neng udah ngeborong dagangan nenek,nenek doain eneng dapet jodoh yang ganteng,baik,dan keren kaya neng.”
“Iya nek,makasih doanya,eh iya jadi berapa semuanya?.”
“Lima puluh ribu aja neng.”
Ku ambil dompet di dalam tas,masih ada cukup banyak uang kes di dalamnya,ku putuskan untuk membayar lebih ke si nenek,itung-itung berbagi kepada sesama.
“Ini kebanyakan neng,uangnya”,ia memberikan uang yang sengaja ku lebihkan untuknya.
“Itu buat nenek aja,itung-itung ucapan makasih,karna mau bantuin biar suara saya lebih ‘laki’,”ku genggam kedua tangannya.
“Makasih ya neng,makasih banyak,eneng memang orang baik,semoga tuhan membalas kebaikan eneng ya,”si nenek memberikan sebuah pelukan padaku,membuatku merasa senang.
~~~~~~
Ku edarkan pandanganku mencari anak-anak jalanan untuk ku beri gorengan yang tadi ku beli dari nenek,mataku berbinar senang saat menemukan segerombolan anak di depan kios toko yang tutup,ku arahkan langkah kakiku ke sana.
“Hai adek-adek,udah pada makan belum”,sapaku ceria pada mereka.
“Belum kak,”mereka menjawab dengan kompak.
“Wah kebetulan nih,kaka punya gorengan,banyak,ngga kuat buat habisin sendiri,adek-adek mau bantuin kakak buat habisin?,”ku angkat plastik yang terisi penuh aneka macam gorengan.