Belanda, 2531
"Aku berhasil!" Seorang ilmuwan muda berkacamata, berjas putih panjang namun kotor disana-sini dan terlihat berantakan, berteriak senang. Ia terkagum-kagum memandangi sebuah layar seukuran layar bioskop namun super tipis bagaikan kain nan kokoh bagaikan televisi LCD. Pada bagian belakang layar tersebut, terdapat enam kotak hitam besar setinggi kira-kira dua meter yang penuh dengan lilitan kabel yang terhubung ke layar. Layar itu saat ini sedang menampilkan lingkaran berputar berwarna hijau dengan kotak dialog bertuliskan 'ketik tahun yang diinginkan' dalam bahasa Belanda.
"Kamu luar biasa! Pantas saja kamu dijuluki Tangan Dewa Seribu Tahun." Profesor Ruben menepuk pundak pria berambut pirang itu dengan raut wajah terharu. Ya, pria muda nan pirang itu adalah seorang ilmuwan Astronomi dan Fisika Kuantum yang terlibat mega proyek untuk menciptakan mesin waktu. Ia mengembangkan proyek ini bersama delapan belas profesor dari berbagai negara yang kebanyakan jauh lebih tua darinya. Ia pantas bangga, karena dialah yang berhasil menghubungkan data dalam komputer super itu dengan black hole terdekat dari bumi, dan menjadikannya mesin waktu.
"Ini bakal jadi berita besar sepanjang sejarah kalau alat ini berhasil uji coba!" Profesor Chaterine dari Inggris antusias tidak sabar ingin segera memublikasikan alat ini.
"Tapi, ini masih belum tahu lho berhasil atau tidaknya." Pria pirang itu menggelengkan kepalanya sambil mengedikkan bahu dengan santai.