"Oooh! Ik ben eindelijk vrij! Uh! Ruiken![1]"
Aku dan Takahashi san masih melotot menatap cowok bule aneh yang tiba-tiba muncul saat sinar putih menyilaukan tadi menghilang. Sejak kapan perusahaan Jepang tempat aku kerja ini punya staf orang bule? Ditambah lagi, ngomong bahasa apa barusan? Yakin sejuta persen itu bukan bahasa Jepang! Lalu itu ... heloo! Bajunya kok... kok... seperti dokter-dokter atau profesor gitu ya? Siapa sih bule ini?!
"Zijn jullie degenen die mij gered hebben? Dank u wel, dank u wel. Oh! Dus al die tijd zat ik vast in deze houten kist."[2] Tangan putih mulusnya hendak meraih kotak kayu di tanganku. Tapi ... lho kok te ... tembus?!
"Se ... SETAAAAAN!" Wajarlah aku reflek memeluk Takahashi san. Aku sadar diri sih kalau tindakanku tadi tidak sopan, makanya aku cepat-cepat melepas pelukanku. Tapi Takahashi san masih diam. Matanya lurus menatap setan bule itu. Plok! Dia tiba-tiba meletakkan tangan kanannya yang terkepal ke telapak tangan kiri.
"Kore wa kitto yume da! [3] Saya pasti sedang tidur yaa."
Plak! Peduli amat dengan jabatannya, aku langsung menepuk bahunya keras-keras. Heloo, jangan bikin aku tambah stres doong! Mana ada tidur melek sambil berdiri begini?!
"Ini bukan mimpi, Takahashi san! Nyata! Arti Jepangnya genjitsu!"
"Heee?!" Wajarlah ekspresinya kaget begitu. Setahuku, orang Jepang sangat tidak percaya hal fiktif seperti hantu, setan atau hal kasat mata lainnya. Dengan muka polos, tangannya terjulur ke arah setan bule itu. Benar! Tembus pandang!
"Ik ben Gerald. Gerald van Genise. Ik ben een wetenschapper uit Nederland in 2531. Hmm, het lijkt erop dat ik erin geslaagd ben een tijdmachine te maken. Zo werkt het dus. Als u het scherm aanraakt, wordt het automatisch in het scherm gezogen. Oh, sorry dat ik tegen mezelf praat. welk jaar is dit?"
Hah? Apa? Daritadi dia ngomong apaan sih? Ekspresi wajahku pasti kelihatan seperti orang bingung. Aku menoleh ke arah Takahashi san. Mungkin saja beliau mengerti apa yang setan itu bicarakan. Tapi, sepertinya Takahashi san juga tidak mengerti, karena beliau hanya menggelengkan kepala. Pria bule itu menghela nafas. Sepertinya dia sadar kalau aku dan Takahashi san tidak mengerti apa yang diucapkannya. Ia mengeluarkan sebuah permen dari saku jas lab nya, lalu memakannya.
"Aku Gerald. Gerald von Genise. Aku ilmuwan dari Belanda tahun 2531. Hmm, sepertinya aku telah berhasil menciptakan mesin waktu. Ternyata begitu cara kerjanya. Menyentuh layar kemudian langsung otomatis tersedot ke dalamnya. Oh, maaf aku bicara sendiri. Ini tahun berapa ya?"
Bahasa Indonesia?! Hatiku berteriak saking herannya. Padahal barusan saja dia ngomong pakai bahasa aneh, tapi tiba-tiba jadi bahasa Indonesia?! Gimana bisa cuma dengan makan permen tadi, dia jadi mengerti bahasa Indonesia?! Ditambah lagi dia bilang datang dari Belanda tahun 2531? DUA RIBU LIMA RATUS TIGA SATU?! Masa depan dong?! Oh, aku pasti sudah gila! Tapi, aku memutuskan untuk tetap tenang. Gengsi dong, soalnya ada bos di sebelahku.
"Ini tahun 2021. Maaf saja ya, kami nggak percaya kamu datang dari tahun 2531! Mana ada?! Kamu pasti setan! Liat aja! Tembus pandang begitu!"
Gerald langsung menatap dirinya. Benar, dirinya memang terlihat tembus pandang. Namun, Gerald malah tersenyum. Pantas saja tadi aku merasa lebih ringan saat melewati black hole dan white hole. Begitu batinnya.
"Sepertinya, aku berubah menjadi hologram karena efek data super komputer yang ku buat."