Verleden

A.M.E chan
Chapter #25

Negotiation (PoV Gerald)

*Perhatian! Percakapan antara Gerald dan Profesor Damian ceritanya dalam bahasa Belanda.

Dua hari lalu....

Dengan raut wajah tegang dan menahan amarah, Gerald menendang pintu ruang Ketua Tim Proyek Penelitian Mesin Waktu-Profesor Damian. Profesor Damian yang tadi sedang sibuk di meja kerjanya memeriksa tumpukan kertas hasil penelitian mesin waktu, seketika itu mengarahkan wajahnya ke arah Gerald.

"Oh, kamu sudah datang."

"Apa maksud Anda Tia dan Takahashi harus dilenyapkan?!"

Profesor Damian menaruh lembar kertas penelitian yang tadi dipegangnya. Kedua tangannya kini menopang dagunya yang sedikit memiliki janggut.

"Ini perintah dari Pemerintah. Kamu tahu kan penelitian mesin waktu ini dibiayai pemerintah? Mungkin menurut orang pemerintah, kalau mereka dibiarkan hidup, rahasia soal mesin waktu dan masa depan akan bocor di masa lalu, sehingga akan membuat kacau dunia masa depan. Apa kamu tidak berpikir kesana, Gerald?"

Gerald terdiam. Tangannya mengepal makin kuat. Tidak bisa membantah karena dugaan Profesor Damian ada benarnya. Ia pun tidak bisa menjamin kalau Tia dan Takahashi akan benar-benar tutup mulut soal perjalanan waktu, baik ke masa lalu atau masa depan yang dialaminya. Otaknya seketika itu memberikan ingatan sosok Tia. Kenangan-kenangan bersamanya pun ikut mengalir di pikirannya. Sedih, sakit, terluka, saat mengetahui Tia harus dibunuh Pemerintah? Tidak akan ku biarkan!

"Kalau saya punya cara lain selain harus melenyapkan Takahashi dan Tia, apa Anda akan mempertimbangkannya dengan Pemerintah?"

Alis Profesor Damian seketika itu naik setengah tiang. Seperti meremehkan namun tertarik juga dengan kata-katanya.

"Hoo, memangnya kamu punya cara apa?"

Berat sekali rasanya Gerald harus mengatakan ini. Sebenarnya hal ini sudah ia pikirkan jauh sebelum Profesor Damian meneleponnya saat itu. Gerald sudah menduga Tia dan Takahashi akan terancam bahaya karena terlibat dengan proyek rahasia Pemerintah. Makanya selama melakukan perjalanan waktu, wajahnya selalu menekuk karena memikirkan beberapa kemungkinan untuk menyelamatkan Tia dan Takahashi. Walaupun Gerald berhasil mendapatkan cara yang menurutnya terbaik, namun ia tidak kuasa melakukannya. Terutama, ia tidak mau Tia melupakannya. Tapi daripada melihat Tia dan Takahashi terbunuh, cara inilah yang terbaik.

"Gerald?"

"Saya akan menciptakan alat penghapus ingatan."

Raut wajah Profesor Damian yang tadinya merengut seketika itu seperti tercengang. Baginya, Gerald adalah profesor termuda dan jenius yang pernah ia temui selama dua puluh tahun menjabat sebagai Ketua Asosiasi Profesor Dunia. Tangannya yang tadi dipakai untuk menopang dagunya, langsung ia turunkan. Senyum tipis terukir di bibirnya.

"Menarik. Berapa lama kamu bisa menciptakan alat itu? Kita tidak bisa menunggu lama karena mesin...."

"Dua hari! Dalam dua hari alat itu akan selesai dibuat."

Wow! Jelas sekali Profesor Damian terlihat kagum pada Gerald. Profesor Damian menatap Gerald yang sekarang ini masih menunjukkan raut tegang dan sedih. Walau begitu, matanya yang berkilat-kilat menambah tingkat keseriusan Gerald akan kata-katanya. Profesor Damian lagi-lagi tersenyum tipis.

"Baiklah. Aku akan berbicara dengan Pemerintah. Aku percaya kata-katamu karena aku sudah lihat prestasimu selama ini, terutama dalam proyek mesin waktu ini."

"Terimakasih. Tapi saya juga minta satu hal dari Anda."

"Apa itu?"

Lihat selengkapnya