Verotica's Secret

andra fedya
Chapter #24

23. KILAT YANG TERLALU MENAKUTKAN

   AKU terpaku menatap sosok itu—membeku setelah menatap wajahnya yang kukenal. “October?” pekikku. “Mengapa kau kemari?”

    Mata hijaunya menatapku dalam kemarahan membara yang menakutkan. “Sandy—kau,” geramnya, saking marahanya ia sampai kehabisan kata-kata. “Kau tahu kau berurusan dengan apa? Kau tahu nyawamu berada dalam bahaya? Kau tahu ... apa dia?”

    Aku tercekat selama satu detik. Otakku berpikir lebih cepat ketimbang seharusnya. October mengetahui sebuah rahasia yang seharusnya tetap menjadi rahasia. Alasan ia muncul di kota ini sekarang.

    “Aku tahu siapa dia. Aku tahu apa dia,” ujarku. Ajaibnya suaraku terdengar begitu tegas.

    “Dan kau membiarkan dirimu berada sedekat itu dengannya?” hardiknya.

    Kurasakan rahangku mengeras seperti batu. “Victor jauh lebih baik darimu—setidaknya dia tidak pernah membohongiku!”

    “Oh, hentikan itu! Kau pikir aku sengaja menjebakmu? Aku melakukan ini demi kebaikan kita semua, dan kita masih bisa memikirkan rencana lainnya jika kau memang betul-betul tidak menginginkannya,” katanya dengan napas tersenggal-senggal karena emosi. “Kita belum menikah—”

    “Kita tidak akan menikah!”

    “Oke, kau bebas memilih untuk melakukannya atau tidak—tapi yang kaulakukan sekarang betul-betul di luar batas!” Sekarang mata hijaunya berkilat. “Pertunangan atau pernikahan kita bukan hal yang penting lagi sekarang. Kau baru saja meletakkan nyawamu di tubir jurang. Ia makhluk paling jahat di muka bumi, Sandy, entah rencana apa yang sudah ia persiapkan untukmu—aku tidak akan pernah memaafkan monster itu atas perbuatannya kepadamu.”

    “Tapi, Oct—”

    “Dia akan mati malam ini!”

    “Oct—tidak!” Sebelum bisa kucegah, Oct sudah kembali ke dalam Porsche-nya dan melesat pergi.

    Hatiku mencelos begitu dalam hingga aku merasakan sekujur tubuhku mengebas. Tas dalam genggamanku terjatuh ke rumput. Tubuhku merosot, dan kakiku tidak mampu lagi berdiri tegak ... Saat itulah aku mendengar seseorang berjalan mendekat ke arahku. Aku menoleh dengan sisa-sisa tenagaku. Sam menghampiriku, tatapannya cemas. Aku yakin ia melihat apa yang terjadi dari jendela sebelum memutuskan menghampiriku.

    “Kau baik-baik saja, Sandy? Yang tadi itu, apa dia ... October? Kenapa ia bisa berada di Verotica?” Sam melayangkan pandangan prihatin padaku. Aku tersadar Chris berhasil melakukan sesuatu kepada ingatannya sehingga ia mengira aku baru pergi seharian bukan berhari-hari.

    “Betul, itu October—dia mengejar Victor,” bisikku, air mata putus asa segera membasahi wajahku. Sam membantuku berdiri, memungutkan tas yang kujatuhkan di rumput, menggiringku masuk ke dalam rumah.

    “Victor itu laki-laki yang mengantarmu pulang ke rumah tempo hari itu, ya?”

    “Benar,” aku membetulkan cepat, entah karena panik atau putus asa. “Victor dan October adalah penyihir. Aku tidak tahu apa yang akan dilakukan Oct pada Victor.” Dan sebaliknya, tambahku dalam hati. Aku mengkhawatirkan mereka berdua. Entah saja yang kucemaskan lebih besar, tapi aku menginginkan mereka berdua selamat ... mustahil membiarkan salah satu dari mereka terluka tanpa melukai diriku sendiri.

    Aku merasakan tubuhku gemetaran. Aku bahkan tidak mampu berjalan dengan benar kalau saja Sam tidak memegangi tubuhku.

    “Tenangkan dirimu dulu. Katamu tadi Victor adalah penyihir? Kalau boleh tahu, apa nama keluarganya?”

    “Colter.”

    Pupil Sam tampak membesar mendengar nama itu. “Maksudmu kau berkencan dengan Victor Colter, cowok yang tinggal di kastel Kota Tua itu?” ia berusaha memastikan dengan tercekat.

Lihat selengkapnya