Krieet..ctuk, suara pintu terbuka di iringi suara tingkle lonceng kecil di atasnya, menandakan ada seseorang yang masuk,tak lama terdengar suara "Aku pulaaaang,Zoyaaa" Viona menyeru,Zoya menjawab dan suaranya berasal dari dapur.
Viona pun menuju ke dapur,dan mendapati Zoya sedang memasak.
"Hmmmm,,bau nya enak sekali sampai membuat perut ku berbunyi" puji Viona yang di sambut tawa kecil sahabatnya.
Hidangan pun telah siap di atas meja,"maaf,aku hanya memasak seadanya dengan bahan-bahan yang ada di kulkas mu.." kata Zoya,
"tak apa,ini saja sudah cukup,aku juga kemarin belum belanja kebutuhan dapur karena belum sempat" sahut Viona sambil memasukkan tumisan sayur kol kedalam mulutnya "mmmm,enaknya...,aku paling merindukan masakan mu,ini selalu enak" pujinya lagi,Zoya hanya tersenyum dan meminta sahabatnya itu untuk menikmati makananya dengan tenang,jangan sampai dia tersedak.
"kau tahu,aku hanya memasak yang instan-instan karena aku tinggal sendirian,kadang aku membeli makanan dari luar jika aku sangat kelelahan" Viona mulai bercurhat.
"Aku juga jarang membersihkan rumah,karena aku jarang ada di rumah.kau lihat halaman depankan,mungkin sudah 2 minggu aku nggak memotong rumputnya,dan ada bunga-bunga ku yang mati karena tak terawat, beberapa minggu ini aku sangat sibuk di kantor hingga tak punya waktu untuk melakukan hal-hal itu !" keluh Viona.
"malang sekali,tenanglah nanti biar ku bantu mengurusnya,sekarang habiskan saja dulu makanan mu" pintah Zoya,mereka pun melanjutkan makan malam dengan perbincangan ringan.
Usai makan,Zoya membereskan peralatan bekas makan,lalu kembali ke kamar sementara Viona pergi membersihkan diri.
Usai bersih-bersih,Viona menyusul Zoya ke kamarnya,dan dia agak heran mengapa kamar itu masih terlihat kosong,serta koper Zoya berada di samping tempat tidur..
Viona bertanya mengapa Zoya belum membenahi barang-barangnya ?.
Zoya pun menjelaskan hal yang membuatnya merasa sungkan,"hey,kamu akan tinggal disini bersama ku,kamar ini memang untukmu" jelas Viona,tapi Zoya merasa tidak enak jika harus menumpang di rumahnya,"aku bisa meminta bantuan pihak universitas untuk mencari tempat tinggal,aku tak ingin merepotkan mu" jelasnya lagi.
Namun hal itu membuat Viona merasa agak kesal,ia berharap Zoya bisa tinggal bersamanya. "Heeh,kenapa harus tingggal di tempat lain jika kau punya kerabat disini,aku kan kerabatmu" gerutu Viona sambil berdiri dan mengambil tas barang Zoya "ayo,biar kubantu merapikan,pokoknya kau akan tinggal di sini,titik" tegasnya lagi. Zoya pun setuju.
Zoya membuka koper dan tiba-tiba menghela nafas,ternyata alat penerjemah portable miliknya ada di dalam koper,dia baru ingat meletakkannya di sana.
Melihat benda itu membuat Zoya teringat pada pria menyebalkan yang ia temui di bandara,wajahnya jadi berubah masam,Viona bertanya mengapa suasana hatinya tiba-tiba berubah !
Zoya menceritakan kejadian yang ia alami sewaktu di bandara,"aku berharap,tidak bertemu lagi dengan orang itu".
Sambil merapikan pakaian dan barang-barang,keduanya bercengkrama perihal masalah yang membuat Zoya bercerai,namun tentu Zoya tak mengungkap masalah sebenarnya karena menurutnya itu aib,jadi cukup dia dan keluarga mantan suaminya saja yang tahu. intinya ia hanya menjelaskan bahwa mereka memang sudah tak cocok.
"jadi,malam itu bagaimana kamu bisa pulang,padahal kamu tidak membawa uang sepeserpun dan bahkan tidak membawa handphone ?"