VIDE

Savira Aulia Putri Ardini
Chapter #11

11. Teman Baru

Aku mendengus kesal melihat pemandangan di depanku, para siswa yang berdesak-desakan berebut tempat hanya untuk melihat namanya tertulis di papan. Hari ini adalah hari pergantian semester, kini aku menduduki kelas 11 SMA. Tujuanku kemari juga sama seperti mereka yaitu, melihat namaku berada di kelas apa, IPA, IPS, atau Bahasa. Tapi sepertinya disini masih ramai, jadi aku putar balik menuju kantin sembari menunggu Gia datang.

Aku kira kantin masih sepi, tapi tebakanku salah, justru sangat ramai. Aku hampir tidak bisa menemukan tempat duduk kosong, akhirnya aku memutuskan hanya membeli susu kotak coklat lalu pergi dari tempai ini.

Aku duduk di kursi taman sekolah yang kebetulan masih sepi, aku memasang earphone di telingaku dan menggerakkan kaki menyesuaikan irama lagu yang sedang aku dengarkan. Sekolahku hari ini sangat ramai karena ini hari pertama aku menjadi kakak kelas. Murid baru di sekolahku sangat banyak, mereka memakai seragam putih dan rok hitam sama seperti aku dulu ketika MOS.

Gia mengirimiku pesan katanya sudah tiba di sekolah, aku bergegas menyusulnya.

"Gimana Lyn, udah tau lo dikelas apa?"

"Belum, baru juga ini mau ngecek."

Setelah mencari daftar namaku di papan pengumuman, akhirnya aku menemukan namaku.

Shealyn Auroa XI IPS 2

Akhirnya Tuhan berpihak padaku, aku bersyukur sekali masuk jurusan IPS. Karena aku mengakui kalau aku sangat bodoh dalam hal berbau IPA. Aku menoleh ke Gia yang masih sibuk mencari namanya yang tak kunjung ketemu,"Gimana Gi, udah ketemu nama lo?"

"Bentar deh, ini juga masih nyari gue. Susah amat dah."Gia meneliti satu persatu nama yang ada di papan.

Gia Mandea XI IPS 1

"Yahh Lyn, kita nggak sekelas dong."

Gia mengerucutkan bibir, sedangkan aku menghembuskan napas panjang. Kelas baru, teman baru dan suasana baru, hal yang paling aku hindari, semua serba baru. Aku sangat malas jika harus berkenalan lagi, beradaptasi lagi, mencari teman yang cocok lagi.

"Yaudah mau gimana lagi." Jawabku pasrah.

"Gue gak yakin lo bakal dapet temen dalam waktu cepet Lyn." Kata Gia.

"Kok gitu?"

"Lo sadar gak sih? Wajah lo yang jutek abis itu bikin orang nggak mau kenalan sama lo. Asli wajah lo tuh judes banget, untung waktu itu gue disuruh duduk sama Pak Yanto sebangku sama lo, kalo enggak mana mungkin gue mau kenalan sama lo."

Dengan polosnya aku bertanya, "Sejutek itu ya wajah gue?"

Gia mengambil satu barang kecil berbentuk kotak di saku bajunya, "Nih, ngaca dulu sejutek apa wajah lo."

Menurutku aku tidak pernah memasang wajah jutek ataupun galak, aku hanya memasang wajahku sebagaimana mestinya. Padahal aku sudah mencoba seramah mungkin ketika bertemu dengan orang baru,

"Terus gue mesti gimana, Gi?"

Dia menarik sudut bibirku seperti membentuk sebuah lekukan, "Senyum Shelayn, senyum."

"Harus?"

"W-A-J-I-B." Dia mengeja huruf secara pelan-pelan.

Bel masuk pun sudah berbunyi, mau tidak mau aku harus berpisah sementara dari Gia. Kelas kami bersebelahan, aku melambaikan tangan untuk berpamitan bahwa kami sekarang beda kelas.

Rasanya berat sekali kembali memulai pertemuan baru. Saat aku memasuki kelas, banyak wajah-wajah yang sangat asing di mataku. Semua bangku hampir sudah terisi penuh, tinggal menyisahkan satu bangku berada paling belakang dan pojok, mau tidak mau aku harus duduk di bangku itu.

Aku menengadah melihat sekelilingku. Rata-rata semua sudah berteman dekat, ada yang sedang mengobrol, ada yang menggosip, bahkan ada yang dandan.

Aku seperti sangat terasingkan di tempat ini, duduk diam sendirian tanpa ada teman. Aku mengeluarkan HP dari dalam saku untuk mengirimi pesan seseorang.

"Ky, aku masuk IPS ):."

Tidak lama ponselku berdering menandakan pesan masuk,

"Loh kok cemberut? Harusnya senang dong. Katanya mau masuk IPS?"

"Iya, tapi gawat Ky."

"Dicoba dulu, Ra. Berkenalan dengan orang baru enggak sesusah itu, coba kamu interaksi dengan teman lainnya. Mereka bakal nerima kamu kalau kamu bersikap baik sama mereka. Jangan lupa senyum, ya?"

Sepertinya Iky sudah paham maksud dari pesanku, dia selalu bilang begitu, 'berteman dengan orang baru nggak sesusah itu'.

Lihat selengkapnya