"Le, pulang yuk."
"Udah puas nangisnya?"
"Belum sih, capek nangis mulu."
"Terus?"
"Ishh, yaudah, ayuk pulang." Kataku sambil menarik tangannya.
Ale, teman baruku. Sepertinya Tuhan sengaja mengirimkan dia untuk menemaniku menangis. Tidak, aku bercanda. Maksudku, mungkin dia salah satu dari sekian banyak temanku yang bersedia membuang waktunya hanya karena hal tidak penting, contohnya membawaku ke taman agar aku lebih tenang.
Ale mengantarkanku pulang malam ini, aku masih diam diatas motor. Ale melirikku lewat kaca spion, "She, makan dulu yuk. Laper gue."
Aku hanya mengangguk.
Ale meminggirkan motornya di depan warung nasi goreng, aku jadi mulai terbiasa melihat Ale merapikan jambul rambutnya setelah memakai helm.
"Udah ganteng belum gue?" Tanya dia.
"Cih, apaan sih, narsis banget." Cibirku.
Ale memesankanku nasi goreng pada umumnya, bukan nasi goreng berwarna coklat tanpa sayur.
"Shea?"
"Apa lagi?"
"Gue boleh tanya?"
"Hmm."
"Kenapa lo dulu seyakin itu kalau dia nggak bakal ninggalin lo?"
Mendengar pertanyaannya membuatku berhenti bermain ponsel.
"Mungkin karena dulu gue terlalu percaya sama dia, sampai gue lupa bahwa manusia itu mudah berubah."
"Menurut lo dia jahat nggak?"
Aku menggeleng,
"Gue yakin pasti karena suatu alasan."
"Seyakin itu?"
"Mungkin. Karena gue percaya dia orang baik Le."
"Iya, mungkin dia orang baik. Tapi dia bukan yang terbaik buat lo."
Ucapan Ale benar-benar seperti tamparan bagiku. Aku diam seketika.
Tidak lama, nasi goreng kami pun sudah siap. Setidaknya bisa menjadi alasan untuk tidak membahas manusia itu lagi lebih lama.
Ketika sampai didepan rumah, aku melihat Ibu sedang duduk sendirian di teras rumah. Mungkin Ibu sudah menungguku dari tadi karena aku lupa tidak berpamitan ketika berangkat ke kedai.
Ale ikut masuk ke rumahku hanya untuk berpamitan ke Ibu,
"Maaf tante, saya bawa Shealyn pulang kemaleman."
"Iya nggak papa, tante cuman khawatir kalo dia pergi sendirian pulang malem begini."
"Maaf Bu, tadi aku lupa mau pamit ke Ibu."
"Kenalin ini Ale teman sekolahku."
Ale menjabatkan tangannya untuk berkenalan dengan Ibu,
"Nama saya Ale tante."
Dan ibu membalas jabatan tangannya,
"Iya, tolong jagain Shealyn di sekolah ya, Le."
Ale tersenyum, "Siap tante."
***
Pagi ini adalah pelajaran olahraga, pelajaran yang benar-benar sangat kubenci. Aku tidak suka terlalu lama terkena sinar matahari dan berkeringat. Hari ini kelas IPS 1 dan IPS 2 digabung, yang artinya aku dan Gia akan berolahraga bersama.
Aku sudah mengenakan pakaian olahraga dan sekarang aku masih menunggu Gia yang sedang berganti pakaian di toilet.
"Gi, udah belum? Lama amat sih." Gerutuku.
Kira-kira aku sudah menunggu Gia selama 10 menit, padahal cuman mengganti pakaian tetapi dia seperti sedang bersemedi didalam toilet.
"Iyaaa, bentar."
Tak lama Gia keluar dengan tubuh yang sangat harum tetapi sangat tidak wajar.