VII Diebus

Ilestavan
Chapter #1

PROLOG

Bunyi itu terlalu keras. Seperti hantaman godam, seperti drum digebuk sampai pecah, seperti marah petir menyambar bumi hingga luluh lantak.

Tak ada satu pun insan di sana yang tenang. Semua kaget, tegang, sebagian pedestrian histeris. Mobil-mobil terpaksa berhenti, macet. Hanya sebentar klakson mengudara sebelum semua berubah membeku ketika memahami apa yang tengah terjadi.

Satu pintu mobil bagian pengemudi menguak. Dalam keadaan yang begitu kacau dia bergerak; lelaki berjaket hitam itu. Kedua kakinya lemah, hampir tidak kuat melangkah usai keluar sempurna dari Altis peraknya.

Mulut berhasil terbuka sedikit dari lem kering bibir, tapi dia keburu jatuh tersandung belakang sepatu sendiri, kedua telapak tangan turut terempas di atas genangan merah. Mulutnya rapat lagi, tapi hati terus menjerit tanpa tahu batas. Di jalan yang sekarang dia pijak, di segaris yang terlihat bercabang, cairan itu terus merambati aspal.

"A ... Aren ...." Dia berbisik, berusaha memisahkan belah bibir seirama tubuh bergerak sedikit-sedikit arah perempuan yang terbujur. Mata indah itu terjaga, tapi tiada sorot optimis seorang manusia.

Lihat selengkapnya