VIOLA

Mira Angelina Syah
Chapter #1

Pertengkaran

Hujan turun sebelum matahari terbit, membuat suasana Bandung menjadi sangat dingin. Hari senin menjadi hari yang sangat di tunggu oleh seorang gadis, Viola Shakila Adeira. Gadis yang mempunyai rambut panjang berwarna hitam, kulit putih yang bersih, dan tinggi badan yang ideal membuatnya begitu cantik. Gadis yang menyukai kucing ini sedang duduk di teras rumah, menunggu hujan reda.

"Bang, ayo berangkat hujannya udah reda nih," panggil Viola setelah 5 menit menunggu langit menghentikan airnya

"Sebentar!" teriak Gibran dari dalam rumah kemudian berjalan menuju mobil yang ada di garasi dan masuk ke dalam, duduk di sebelah perempuan yang sedang memakai seat belt.

15 menit melewati jalan Bandung yang basah, mobil berwarna hitam yang di tumpangi Viola dan Gibran sampai di parkiran sekolah SMA Garuda. SMA Garuda menjadi salah satu sekolah favorit yang ada di Bandung karena kualitas sekolahnya yang bagus juga fasilitas yang tersedia pun cukup lengkap.

Viola dan Gibran berpisah di mobil karena kelas mereka yang berbeda arah. Viola yang sedang berjalan menuju kelas tiba-tiba terjatuh karena seseorang menabraknya dari belakang

"Kalau jalan itu pakai mata!" ujar seorang lelaki yang menabrak Viola

Viola yang mendengar perkataan lelaki tersebut kemudian berdiri dan balik memarahi lelaki itu "Lo yang jalan pakai mata! Gak lihat apa di depan lo ada orang. Lagian udah besar masih aja main lari-larian, bocah!"

Cukup terkejut dengan perkataan Viola, lelaki itu tertawa dan mendekatkan mulutnya ke telinga gadis tersebut

"Lo ga takut sama gue?" tanyanya

"Kenapa gue harus takut sama lo?" tanya Viola balik

Lagi lagi di buat terkejut oleh gadis di depannya, lelaki tersebut tertawa dan membisikkan sesuatu kepada Viola kemudian meninggalkan gadis tersebut

"Lo mungkin gak kenal sama gue makanya lo gak takut, tapi kalau lo udah tau siapa gue, gue harap lo tetap seperti ini karena lo menarik dan membuat gue tertarik."

Tidak memperdulikan perkataan lelaki tersebut, Viola kembali berjalan menuju kelasnya dengan perasaan kesal. Setelah sampai, Viola duduk di bangkunya dan menenggelamkan kepalanya di atas tangannya. Diana yang melihat sahabatnya seperti itu sedikit heran karena biasanya Viola akan masuk ke kelas dengan wajah yang ceria, berbeda dengan hari ini. Naya yang sedang menyalin tugas fisika dari buku Diana ke bukunya menoleh ketika mejanya di dorong oleh Diana yang berada di depannya

Menyatukan alisnya tanpa mengeluarkan suara seolah bertanya 'apa' yang di pahami oleh Diana kemudian melirikkan matanya kepada Viola yang ada di sampingnya. Naya menoleh kepada Viola kemudian mencolek bahu sahabatnya dan bertanya "Lo kenapa Vi?"

Viola mengangkat kepalanya dan menoleh kepada dua sahabatnya dan menceritakan kesialan yang di alaminya pagi ini. Naya dan Diana ikut kesal setelah Viola selesai menceritakannya. Tetapi juga penasaran, siapa lelaki yang telah menabrak sahabatnya ini

"Lo inget mukanya gimana?" tanya Diana

"Inget." jawab Viola

"Ganteng gak?" tanya Naya kemudian mendapat tatapan tajam dari sahabatnya yang duduk di barisan depan

"Buset santai dong gue nanya doang, eh tapi kalau ganteng sikat aja Vi," sambung Naya

"Buat apa ganteng kalau gak punya sopan santun." balas Viola dan Diana dengan serentak

"Ya udah si gak usah serentak juga kali, kayak anak kembar aja lo bedua." ucap Naya kemudian melanjutkan tugasnya yang belum selesai.

Tidak membalas perkataan Naya, Viola dan Diana bersiap-siap mengeluarkan buku karena bel sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Saat sedang menunggu guru, Naya berisik kepada sahabatnya "Tapi kayaknya tuh cowok suka deh sama lo Vi, buktinya dia bilang kalau dia tertarik sama lo,"

Ketika Viola ingin membalas perkataan sahabatnya, guru sudah masuk ke dalam kelas dan pelajaran di mulai. Semua murid memperhatikan penjelasan guru tersebut karena ini salah satu pelajaran yang menyenangkan yaitu Biologi. Tidak heran mengapa semua murid memperhatikan karena ini adalah kelas IPA dan juga guru yang mengajar masih muda dan cantik. Bu Rina membuat semua mata cowok terutama para jomblo memandangnya, entah mereka mengerti atau tidak tentang pelajaran ini tetapi mereka memperhatikan.

Lihat selengkapnya