Yukari's POV
Hari ini yukari kedatangan tamu. Ada empat perempuan bernama mirai, hazel, oliv dan temari di tambah tujuh laki - laki bernama luffy, marco, alex, devin, elvan, alvaro dan galen berdiri gagah dengan serempak mengenakan jaket hoodie jumper berwarna hitam.Tampang - tampang seperti mereka lah yang disebut penjahat tingkat tinggi. Hanya berstatus pelajar biasa yang berhasil membuat strategi yang sebentar lagi masuk ke tahap terakhir. "Semua berjalan lancar sesuai rencana. Tentunya mereka tidak akan dapat menemukan bukti. Sekarang cctv bisa kita kuasai." Ucap galen. Orang yang bisa diandalkan dalam melakukan penerobosan sistem komputer dan jaringan atau biasa disebut hacker. Dia juga dapat menghilangkan bukti gerakan mereka yang terekam cctv di setiap tempat sehingga polisi tidak bisa mengidentifikasi mereka.
"Tinggal beberapa orang lagi semua akan selesai." Sambung mirai dengan senyum menyeringai.
"Bagus." Walaupun yukari terbaring dengan tubuh tak berdaya, dia juga terlibat dalam insiden ini. "Tetaplah seperti ini. Polisi terus mencari siapa pelakunya."
"Saat ini polisi mulai bergerak untuk mengawasi di setiap tempat yang mungkin bagi mereka pelaku hanya ada di tempat - tempat tertentu." Jelas marco.
"Oh, begitu. Jadi mereka tidak mematuhi isi surat itu." Surat yang tadinya terdapat di setiap rumah korban sekarang bertukar di tangan polisi. "Itu tidak akan mempengaruhi apa yang telah kita lakukan bersama. Sementara kita tetap tenang, polisi tidak akan tahu siapa pelakunya dan siapa target kita berikutnya. Karena kita hanya seorang pelajar biasa." Yukari mencoba membangunkan badannya sendiri untuk duduk dan bersandar di tempat tidur. "Sebentar lagi kita akan tunjukan pada mereka tujuan kita sebenarnya." Senang rasanya melihat yukari berhasil bersadar di tumpukkan bantal. Belum lama, batuknya kambuh. Dengan cepat, yukari menutup mulutnya dengan serbet. Kepekaan sebagai teman, mereka bergegas untuk membantunya, tetapi yukari melarang mereka untuk tidak ikut campur. Apa yang yukari perintahkan mereka selalu menurutinya. Perlahan batuknya mulai mereda. Untungnya batuknya tidak terlalu parah. Namun, sesuatu yang aneh terjadi pada yukari. Badannya membungkuk dan kepalanya tertunduk, diam seperti sudah tak bernyawa.
"Kak." Hazel memanggilnya dengan sangat ketakutan. "Kak yukari.."
"Hai kak. Lu tidak bercanda kan?" Devin juga ikut cemas dan ketakutan jika terjadi sesuatu pada yukari.
Semua pikiran menjadi kacau melihat situasi yang terjadi padanya. Hanya perasaan panik, ketakutan dan bingung harus berbuat apa. "Kak." Dengan keberanian devin perlahan mendekatinya. Tiba-tiba...
"Tapi boong. Hahahahahaha..." Tak di sangka yukari membuat tipuan dengan cara seperti itu. Padahal perasaan hati sudah sangat panik melihat keadaannya tadi, tetapi yukari begitu bahagia berhasil menipu mereka.
"Kakak bodoh! Kakak kira bercanda kakak itu lucu!" Devin begitu marah sambil bertolak pinggang.
Hazel langsung mendekatinya dan memukul kepalanya itu. Devin pun meringis kesakitan. "Lu yang bodoh. Jangan memanggil kak yukari dengan sebutan bodoh."