Vlinder's POV
Api yang berkobar mengubah kegelapan menjadi cahaya, mengubah keheningan menjadi ketegangan. Melihat kelompok vlinder membuat para tahanan terheran, apa sebenarnya yang mereka lakukan hanya berdiri diam. “Woi kalian! Lepaskan kami! Aaaaaghh!” Cowok bernama boy berusaha melepaskan dirinya dari ikatan-ikatan yang mengikat seluruh tubuhnya. “Apakah kalian sudah gila? Sebenarnya siapa kalian?! Apa yang akan kalian lakukan pada kami?” Keselnya.
"Eh, bajingan, bisakah lo diam?!" Kata seorang tahanan bernama putra.
Mata boy membelalak, lalu dia menoleh setengah ke kirinya ke orang yang mengejeknya itu. "Siapa maksud lo bajingan ha?!"
Putra menghiraukan orang seperti boy lalu matanya berpindah pada kelompok vlinder. “Hai, kalian di depan!” Maksudnya adalah kelompok vlinder. “Siapa sebenarnya kalian? Bisakah kalian tunjukkan identitas kalian? Jangan menjadi penjahat yang hanya berani bersembunyi di balik topeng.”
Jika itu yang diminta. Tanpa basa – basi yukari yang berdiri di tengah membuka tudung jaketnya. Setelah membuka, banyak tahanan terkejut dan bertanya-tanya tentang kepalanya yang botak. "Apa yang terjadi padanya?" Namun, ini belum seberapa dari apa yang mereka lihat. Mereka belum mengetahui wajah asli dari gadis berkepala botak. Barulah yukari perlahan membuka topengnya, dan apa yang terjadi? Sepuluh tahanan di sebelah kanan yang merupakan temannya sendiri, tidak ada satu pun mengenali perubahan pada dirinya sekarang.
Jika diperhatikan baik-baik, chika sedikit memiringkan kepalanya, baginya tampak tidak asing melihat cewek berkepala botak itu. “Yukari?! Apakah benar lu.., yukari?” Ucapnya membelalak.
“Ya. Ini gue.” Balas yukari.
Dengan terkejutnya sepuluh tahanan yang merupakan temannya yukari terkejut. “Gue tidak percaya. lu...” Bahkan tidak bisa berkata – kata lagi. "tapi kenapa?" Alangkah baiknya mengetahui terlebih dahulu siapa yang ada di balik topeng vlinder. Pada saat waktu bersamaan anggota vlinder membuka topengnya masing-masing. Dan yang terjadi adalah... keheningan. Mata dan mulut tahanan melebar seperti melihat hantu di depan mata. Benar-benar tidak terduga, pelakunya ternyata adalah teman dari setiap tahanan.
“Alvaro!” Ucap bayu.
“Elvan.” Ucap maikel.