Pelajaran pertama selesai. Ganti pelajaran kedua yaitu seni budaya yang di ajarkan oleh bu heni, wali kelas empat. Bu heni masuk ke dalam kelas sambil membawa beberapa buku ditangannya. “Siang anak – anak.”
“Siang bu.” Balas murid dengan kompak.
“Sudah selesai ganti bajunya?”
“Sudah...”
“Oke. Sekarang buka buku seni budaya kalian ya. Buka halaman 15.” Pintanya. “Semua membawa kertas origami kan?” Sambil berjalan ke area kursi muridnya. Itulah mengapa. Yukari dan gina membawa kertas origami, karena hari ini kelas empat akan membuat burung dari kertas origami bersama – sama.
“Bawa...”
Bu heni berjalan melewati muridnya, ia melihat di meja gina sudah ada beberapa kertas origami yang sudah jadi. “Lho. Gina. Kamu sudah bisa membuatnya?” Tanya bu heni berdiri di sebelah mejanya. Pertanyaannya itu terdengar sampai ke telinga yukari.
“Ia bu saya di ajari yukari.” Balas gina.
“Yukari? Ouh berarti yukari harus mempraktikkan di depan kelas,” Kata bu heni. “ayo yukari ke depan.” Mata yukari langsung melebar dan seluruh tubuhnya membeku, bahkan beberapa temannya meliriknya. “Ayo, yukari.” Pintanya lagi.
Tidak keberatan sih mengajarkan kepada semua temannya cara membuat burung dari kertas origami, tetapi tidak ada keberanian pada diri yukari untuk berdiri di depan kelas. Yukari cukup pemalu, pendiam, dan tidak pintar dalam studinya, itu sebabnya dia takut dengan sikap teman – temannya yang selalu mengejeknya. Karena bu heni yang memerintah, dengan keberanian yukari berjalan ke depan kelas. Di depan, semua tertuju pada yukari. Di situlah ketegangannya sudah mencapai level lima.
Yukari mulai mengangkat tangannya, menunjukkan selembar kertas origami berwarna merah. "Pertama. Mari kita lipat kertas menjadi dua untuk membentuk segitiga besar." Semua murid mengikuti apa yang di katakan yukari. "Kedua. Lipat lagi menjadi segitiga lebih kecil." Jeda. "Setelah itu, buka segitiga kecil menjadi segitiga besar." Benar – benar semua temannya mengikuti yukari dengan teliti. "Oke, sudah kembali menjadi segitiga besar, lipat ujung sisi kiri ke puncak segitiga, lakukan hal yang sama dengan sisi kanan."
“Gimana, gimana?"