VLINDER

Yohanna Claude
Chapter #18

Oliv p.1

Semua anggota vlinder memiliki kisah masing-masing. Seperti terjadi pada oliv. Kisah oliv juga sangat menyedihkan. Dirinya yang cantik saja punya pengalaman buruk. Dari satu mulut ke seribu mulut. Dari satu orang menjadi ribuan orang. Banyak rumor mengatakan karena kecantikannya, cowok yang disukai oleh banyak perempuan lebih menyukai oliv. Maka dari itu oliv di juluki two face.

*Flashback*

Kelas oliv saat ini sedang pelajaran bahasa jepang. Pak hiroshi menulis di papan tulis dengan tulisan jepang. Siswanya tinggal menuliskan apa yang ada di papan tulis. Menit kemudian bel berbunyi pertanda waktu pembelajaran telah selesai dan waktunya siswa istirahat. Jadi, semua siswa keluar kelas menuju kantin sekolah. Sebelum itu seperti biasa untuk mengakhiri pelajaran pak hiroshi biasanya menyampaikan beberapa pesan untuk siswanya mengenai pelajarannya. “Sampai di sini pelajaran kita hari ini. Tugas yang saya berikan di depan tolong dikerjakan bukan individu. Jadi, saya tidak mau mendengar ada yang mengerjakan sendirian. Jawabannya bisa dicari dari internet dan jangan lupa dijabarkan secara jelas. Tugas ini akan saya masukkan ke dalam penilaian saya.” Jelas pak hiroshi panjang lebar dengan logat jepangnya ketika menggunakan bahasa indonesia. “Oke saya akhiri pelajaran hari ini. Konnichiwa.”

“Konnichiwa. O sewa ni nari dōmo arigatōgozaimashita.” Balas satu kelas. Lalu pak hiroshi keluar kelas.

Sebelum keluar kelas oliv merapihkan bukunya terlebih dulu. Naila serta teman – temannya menghampiri oliv. “Eh muka dua.” Sambil mencolek bahunya. “Karena pak hiroshi milih gue satu kelompok dengan lu. Jadi, tugasnya lu yang ngerjain, karena gue gak sudi bekerja sama dengan muka dua seperti lu!” Puas melontarkan kekesalannya, naila dan kawan – kawannya pergi keluar kelas. Oliv melirik ke siswa lain yang masih ada di dalam kelas, tapi mereka memilih untuk diam, tidak peduli dan tidak mencampuri dalam urusan oliv. Memiliki sifat cuek, oliv juga tidak mau mempermasalahkan hal ini.

Sebelum ke kantin untuk mengisi perutnya, kebiasaan oliv adalah ke kamar mandi sesudah itu barulah dia ke kantin seorang diri. Sesampainya di kantin, oliv berjalan ke tempat pemilik nasi goreng dan memesan seporsi nasi goreng. Tiba – tiba seseorang mendekati oliv dan menyenggol lengannya, tanpa sepengetahuannya itu membuat oliv kaget. “Hai” Cowok itu bernama peter. Cowok terganteng di sekolah. Tidak heran cewek – cewek terpesona dengan kegantengannya termasuk naila, tapi hanya oliv cewek paling beruntung. Karena itulah naila sangat membenci oliv. Peter menyukai oliv tapi oliv tidak menyukai kepribadiannya, di posisi lain naila sangat menyukai peter, tapi peter tidak merespon cintanya. Oliv tidak merespon sapaan peter, justru dia mendongak kepalanya ke belakang mengintip naila ada di ujung sana duduk bersama teman – temannya sedang menatap ke arahnya dengan tatapan marah. Oliv menghembuskan napas. Pertanda masalah datang lagi. Mengapa ini terus terjadi padanya.

Semangkok nasi goreng sudah jadi oliv duduk di kursi yang masih kosong. Begitu juga peter mengikutinya duduk di hadapannya dan memberikan segelas minuman untuk oliv. Peter hanya memerhatikan oliv sedang makan, saat oliv sedang makan peter selalu berkata "Cantik" Tetapi oliv sedikitpun tidak pernah tersipu dengan gombalannya itu, dia hanya menikmati makanannya sesekali melirik ke naila. Dilihat dari wajahnya, naila sudah marah, cemburu, bahkan kesal sampai – sampai dia mengepal tangannya sendiri. Di dalam hati oliv juga merasa kesal dan risih terhadap tingkah peter. Terkadang oliv dapat masalah hanya kerena kesalahpahaman, di kira oliv terlalu genit pada peter, padahal sebaliknya.

“Peter. Pergi dari hadapan gue sekarang.” Kesal oliv dengan suara bisiknya.

“Tidak bisa.” Balas peter dengan santainya.

“Gue yang pergi atau lu yang pergi?" Tanya oliv geram.

Dilihat dari matanya, oliv sangat serius dengan pertanyaannya. "Baik." Akhirnya peter memilih untuk pergi. Kemudian dia bangkit dari kursinya. Baru saja peter mengangkat pantatnya, dia kembali duduk. "Tidak bisa." Oliv tercengang akan hal itu. Oke, jika peter tidak memilih untuk pergi. Sebaiknya oliv yang akan pergi dari hadapannya meskipun dia hanya makan beberapa sendok. Menurut peter tingkah oliv itu sangat menggemaskan, dia tidak bisa jauh darinya. Dia selalu mengikuti kemana oliv pergi. Kejadian itu banyak yang memperhatikan oliv dan peter, ditambah lagi kecemburuan naila sudah memanas.

“Uh... Manis banget sih mereka. Kaya di film – film drakor aja. Cinta di sekolah.”

Lihat selengkapnya