Ah ... Leganya bisa bebas dari kurungan selama seminggu di hukum dari pihak sekolah dan akhirnya naila bisa kembali bersekolah dengan rasa senang. Tidak seperti biasanya, ia berpakaian sangat rapih dan lengkap, tidak ada hiasan sedikit di wajahnya. Polos dan apa adanya.
Ada beberapa siswa di sekitarnya sudah hafal sekali dengan cara naila berpakaian dan kebingungan melihat pada perubahan naila selama beberapa hari ini tidak kelihatan. Ketika naila dengan santainya melangkahkan kaki ke koridor utama sekolah, ada suara ketawa-ketiwi dari belakangnya, tanpa harus menoleh ke belakang, dia sudah tahu suara itu. Idenya yang licik, ia berencana untuk mengerjai temannya dengan diam ditempat dan menyelengkat salah satu kaki mereka dan... yap tersandung.
Sangking hafalnya jika temannya marah pasti akan mengucapkan... “What the *! Lu punya mata gak sih...” Naila pun mengikuti ucapannya dengan seksama.
Teman – temannya sangat terkejut, ternyata orang yang menyelengkat kakinya adalah naila, temannya sendiri. “Naila?!” Ucap mereka serempak kemudian melihat naila dari atas sampai bawah, berubah total. Meskipun penampilan naila telah berubah. Naila tetaplah naila, tingkat kesombongannya masih sama, hanya terhadap siva, sarah, tiara, dan dewi saja.
“What the hell. What happened to you?” Ucap tiara yang tak percaya melihat penampilan naila sekarang. Dan naila hanya melipat tangannya di dada. “Oke. Gue gak peduli. Oh baby... gue sangat merindukan lu. Bagaimana rasanya diskors selama seminggu ha?” Sambil mencubit pipi naila dengan gemas. Tanpa basa – basi naila menghempas tangan tiara dari pipinya dengan kasar. Suatu yang tak terduga. Naila melakukan itu pada temannya sendiri. Siva, sarah, dan dewi terkejut melihatnya. Bahkan tiara terdiam tangannya yang berharga itu barusan terlukai, mulut dan matanya melebar. “Ke-kenapa lu, kenapa lu mukul gue ha?!” Suaranya yang menggelegar itu membuat siswa lain meliriknya. Hal ini sangat langka tiba – tiba ada keributan apalagi itu berasal dari geng-nya naila. Tidak biasanya mereka bertengkar seperti ini.
“Lu ingin tahu?” Naila semakin menantang. Tepat sekali disaat naila ingin menunjukkan seseorang yang sangat ia benci dan membawa masalah, naila menarik orang itu yang baru saja tiba sedang berjalan menuju koridor utama sekolah dengan gaya cool-nya. Siapa lagi kalau bukan peter cowok terganteng disekolah yang bisa membuat cewek – cewek jatuh cinta kepadanya termasuk naila sendiri. Teman – temannya tidak mengerti apa yang akan naila lakukan sampai ia harus menarik peter. Sedangkan siswa lain penasaran apa yang sedang terjadi dalam persahabatan naila sampai – sampai peter ikut terlibat. “Semuanya!” Teriak naila ditengah – tengah kerumunan siswa. “Setelah seminggu diskors sekarang gue kembali. Akibat apa? akibat gue membully teman gue sendiri!” Cetusannya itu lebih tertuju pada siva, sarah, tiara, dan dewi. “Tapi itu tidak penting. Karena semua sudah selesai.” Jeda. “Sekarang! Disini! ada yang perlu kalian ketahui, terutama untuk cewek – cewek." Jeda. "Dengar. Kita akui sih ya,” sambil berjalan – jalan di tengah kerumunan. “cowok terganteng di sekolah ini sekarang berdiri di hadapan kita. Ini dia.” Yaitu peter. Sambil naila memperlihatkan kegantengan peter kepada semua siswa. “Peter siwon alexander.” Peter hanya diam dengan tatapan kesal yang tidak mengerti apa maksud ucapan dan tujuan naila seperti ini. Di lubuk hati paling dalam naila sangat senang sekali rencana yang ia lakukan berhasil, ia pun tersenyum miring. “Lihat. Ganteng, cool, sixpact, tinggi, bad boy. Huu... Cowok idaman banget kan... Orangnya aja cakep apalagi namanya.” Cewek – cewek yang menggemari peter tersenyum simpul dan mengangguk malu. “Sssttt... kalian salah.” Ekspresi naila berubah menjadi serius. “Ternyata penampilannya itu membuat kita buta. Gue, gue aja juga dibutakan. Buta dengan kesempurnaan fisiknya, senyum manisnya, rambutnya, bahkan gue sampai tergila – gila.” Jelas naila memasang ekspresi kagumnya. “Tapi....” Lalu ekspresinya berubah lagi menjadi sedih. “berkat seseorang yang selama ini hidupnya sakit hati dan terluka gara-gara gue. Gue baru tau, ternyata cowok yang selama ini gue kagumi, sosok cowok yang gue sukai..” Naila menggelengkan kepalanya. “brengsek!” Siva, sarah, tiara, dewi, dan siswa – siswi lainnya tercengang akan ucapannya. Dengan beraninya naila menatap peter tajam. “Playboy, jahat, dan, dan lu punya simpanan cewek lain kan?”
“Maksud lu apa nai?!” Perwakilan dari cewek – cewek yang menyukai peter mulai protes, tidak terima kegemarannya direndahkan. “Bukankah peter suka sama oliv? dan yang kita tahu lu itu cemburuan.” Naila mendapat serangan balik. “Makanya oliv dipenjara, itu kan karena lu nai. Dan lu pantas diskor dari sekolah. Gue heran kenapa pihak sekolah gak ngeluarin lu aja dari sekolah ini.” Kata – katanya itu membuat siswa lain setuju bahkan peter senang naila terjebak dengan masalahnya sendiri.
Awalnya Naila tidak tahu harus menjawab apa, dia berpikir sejenak dan memasang wajah tenangnya agar tidak malu nantinya. “Ada alasan mengapa oliv melakukan perbuatannya sampai ke jalur hukum.” Dengan slownya naila berbalik menghadap keempat temannya itu lalu perlahan – lahan dekati mereka. “Dengan caranya, oliv berusaha untuk menjelaskan kepada gue yang sebenarnya, tapi ada orang! yang menghalangi dia untuk menjelaskan semuanya pada gue, bahkan dia akan terancam jika oliv berani – beraninya mendekati gue.” Hentakan terakhir, naila berhenti tepat di depan empat temannya. “Gue penasaran. Ancaman apa yang akan kalian lakukan pada oliv. Hmm? Bukan begitu siva, sarah, tiara, dewi?”
“Mak-maksud lu apa nai?” Balas sarah.