Voice in Dream

Shireishou
Chapter #17

Bab 16 - Rasa

Terkadang, terlalu memikirkan rasa yang kaumiliki terhadap seseorang, membuatmu kehilangan arah. Biarkan saja rasa itu lepas. Bebaskan hatimu. Waktu akan memberikan jawabannya. Sesederhana itu.

⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰

Aily merasakan sesuatu menggelenyar di hati sejak menyadari Aris mungkin cemburu demi dirinya. Selama ini, ia tidak pernah sadar pria itu menganggapnya lebih dari seorang sahabat.

Ah ... tapi Aily tiba-tiba merasa tidak yakin. Aris belum pernah menyatakan cintanya secara langsung. Tak pernah sekali pun pemuda itu berkata ingin menjadi kekasihnya. Bagaimana jika dirinya saja yang terlalu besar kepala? Bagaimana jika ia hanya berpikir terlalu jauh? Bukankah jika sangkaannya salah, dia akan merasa sangat malu? Jangan-jangan persahabatan mereka justru akan kacau-balau.

Aily mengembuskan napas panjang menenangkan diri. Gadis itu berusaha menyingkirkan sangkaan tentang cinta Aris kepadanya. Toh, meski Aily memikirkannya dengan keras, selama tidak ada kepastian, tak akan ada yang berubah.

Aris adalah sahabat terbaiknya.

"Kapan kalian jadian?" Bunda tiba-tiba muncul di belakang Aily yang tengah bergerak menuju kamarnya.

Aily terlonjak kaget. "Enggak, kok! Dia cuma teman."

Bunda tersenyum penuh arti. "Dulu Bunda dan Ayah sudah jadian sejak kuliah dan begitu lulus, kami langsung menikah. Kamu juga jangan pacaran lama-lama, ya!"

"Bun, aku nggak pacaran!" Aily mengerucutkan bibirnya.

"Ya, ya ..." Ada nada terserahlah di sana. Sari tetap tak percaya sanggahan Aily. "Kalau mau mandi, Bunda buatkan air hangat."

"Aku bisa bikin sendiri, Bun. Makasih." Aily akhirnya menyerah dan memilih kabur secepatnya.

Bunda hanya tertawa dan meninggalkan putri sulungnya yang bergerak menuju dapur. Aily akhirnya menenggelamkan tubuhnya ke dalam air hangat di bathtub. Rasanya sudah jauh lebih baik. Suhu tubuhnya sudah normal meski rasa gatal tenggorokannya masih terkadang mengganggu.

"Aku tidur duluan, ya, Bun." Aily memeluk ibunya sebelum masuk ke kamar. Rumah sudah mulai terlihat sepi seusai makan malam. Kedua adiknya sudah berada di kamar mereka masing-masing dan belajar untuk hari Senin.

"Cepat sembuh, ya!" Bunda mencium kening Aily lembut dan membiarkannya masuk ke kamar dan beristirahat.

Baru saja Aily merebahkan tubuhnya ke kasur, ia tiba-tiba mendengar suara pesan masuk di akun Line-nya.


Richie: Gimana badan lo?


Aily tersenyum dan langsung mengetikkan jawaban.


Aily: Udah mendingan. Tapi, tenggorokan masih berasa ngeganjel.


Tak lupa Aily mengirimkan striker perempuan yang tengah bersin seolah masih sakit.


Richie: Oh, coba kurangi ngomong aja. Kalau bisa malah jangan ngomong apa-apa.


Aily melihat stiker hantu yang selalu dipakai Richie kembali muncul. Kali ini sang hantu tengah menutup mulut dengan kedua tangan bulatnya. Aily terkikik. Hari ini dia sudah bicara banyak dengan Aris sepanjang sore.


Aily: Oke.


Hanya itu yang dibalasnya.


Lihat selengkapnya