...
Wood mengetuk pintu pelan, memasuki ruangan tempat kejadian perkara bersama kelima orang tersangka.
"Apa aku boleh pulang duluan? Ada sesuatu yang harus aku lakukan."
"Tunggu sebentar, emm ... nona ..., "
"Sherly, pak Inspektur."
"Ya nona Sherly. Anda adalah tersangka, dan kita masih memerlukan Anda untuk kasus ini."
Sherly berdecak kesal. Wood mengabaikannya. Ia lebih penasaran pada alasan Ryu memintanya memanggil para tersangka ke TKP.
"Kenapa kau memintaku memanggil mereka semua, nak? Apakah ... "
Ryu tersenyum aneh, sedikit geli bercampur sinis.
"Seperti dugaan Anda, Inspektur. Aku sudah memecahkan kode iseng korban."
Setelah beberapa menit memandangi mereka semua yang ada di ruangan dengan seksama, Ryu akhirnya bersuara.
"Sebelum aku menjelaskan maksud dari pesan yang ditinggalkan korban, terlebih dahulu aku ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepada semua tersangka."
"Oh, ayolah! Mengapa kau selalu bertele-tele? Lebih baik segera saja ungkapkan siapa pelakunya!"
Sontak semua mata tertuju kepada si Pemrotes, lagi-lagi Sherly yang angkat bicara. Wood menatap tajam pada Nona Pemrotes itu, tatapan yang berarti 'diam atau ku tahan kau sekarang juga'. Ryu berdehem pelan.
"Sebelum aku bertanya kepada kepada kalian semua, aku ingin Nyonya Anne sekali lagi menjelaskan kronologi hingga Beliau menemukan Tuan Morrison dan juga jam kerja Anda secara rinci. Silahkan Nyonya Anne, jika Anda tidak keberatan."
Meski sedikit ragu, Nyonya Annepun pada akhirnya tetap mengangguk pelan kemudian mulai berbicara meskipun dengan agak terbata.
"S-saya adalah pembantu M-mendiang Tu-tuan Morrison yang hanya diminta datang di 3 waktu sesuai j-jadwal, yaitu; pukul 08.00 AM hingga pukul 11.00 AM untuk membersihkan rumah dan m-menyiapkan sarapan, pukul 01.00 sampai pukul 02.00 untuk menyiapkan m-makan siang serta membereskan bekas sarapan T-tuan, dan pukul 05.00 hanya untuk mengirimkan makan malam. S-saya memanggil-manggil beliau untuk makan malam n-namun tidak ada jawaban. Kemudian, s-saya memutuskan untuk masuk ke kamarnya d-dan menemukan j-jenazah tuan sudah meringkuk di meja. Saya p-panik dan langsung menelepon p-polisi."
Nyonya Anne menunduk, terlihat tangan lemahnya mengusap pelan ujung mata.
"Dan menurut data yang kami kumpulkan, kedatangan kalian--para tamu--sesuai dengan jam kerja Nyonya Anne. Jadi kami ingin mengkonfirmasi waktu kedatangan dan waktu kepulangan masing-masing dari kalian yang akan kita cocokkan dengan kesaksian Nyonya Anne. Kita mulai dari yang pertama datang."
Ryu menyapukan pandangannya kepada kelima tersangka. Rindha terlihat mengangkat tangannya.
"Aku yang datang pertama, Detektif. Aku datang pukul 10.00 AM dan pulang sekitar setengah jam setelahnya."
"Benar begitu, Nyonya Anne?"
"Tepat sekali, tuan."
"Berikutnya?"
Kini Profesor Adelaide yang mengangkat tangannya.
"Aku datang sekitar pukul 10.30 AM. Kami bermain catur dan membicarakan banyak hal hingga lupa waktu. Kurasa aku meninggalkan rumah ini di tengah hari."
Wood berpaling kepada Nyonya Anne setelah sebelumnya menyimak penjelasan Profesor Adelaide. Nyonya Anne segera menjawab tanpa harus ditanya terlebih dahulu.
"Maaf Tuan, saya tidak mengetahui kapan Tuan Adelaide pulang. Seperti yang Anda ketahui sebelumnya, Tuan, jam kerja saya saat pagi hari berakhir pada pukul 11.00 AM."
"Oh ya, kau benar Nyonya. Selanjutnya Nona Sherly, kurasa."
"Benar Pak Polisi. Aku hanya mampir sebentar setelah makan siang bersama temanku. Aku datang pukul 01.00 PM sampai pukul 01.30 PM kemudian langsung pulang kerumah dan segera kembali kesini setelah dihubungi Nyonya Anne ini."
"Dan kau yang membawa cupcake itu?"
"Benar sekali. Pak Morrison selalu suka cupcake."
"Oke, oke. Dan kau, Thomas?"
"Aku pulang pukul 03.00 PM, pak. Aku disini untuk bertanya tentang tugas akhirku sekitar 1 jam."
"A-aku melihatnya datang Tuan. Tuan Thomas datang saat saya baru datang untuk bekerja di siang hari, yaitu pukul 02.00 PM."
Ryu diam sejenak, kembali menelisik sekiranya ada hal janggal yang mengusik pikirannya, kemudian melanjutkan investigasinya.
"Apakah kalian berlima punya saksi yang bisa menguatkan alibi kalian? Menurut data yang aku terima pada waktu kejadian, kalian semua sedang sendirian.
"Nona Rindha sedang makan siang di apartemen. Profesor Adelaide sedang membaca sendirian di perpustakaan pribadi di rumahnya yang saat itu sedang kosong. Nona Sherly yang tinggal sendiri sedang menonton televisi. Thomas mengaku sedang mengerjakan tugas akhirnya di kos, dan Nyonya Anne sedang tidur siang dirumah."
Sherly mengangkat tangannya, menginterupsi. Lagi- lagi bocah ini mau mengganggu! Batin Wood geram. Namun Ryu mempersilahkan Sherly bicara.
"Ya, Nona Sherly?"
"Maaf, Detektif Muda, aku hanya ingin menambahkan keterangan pada alibiku, yang menurutku bisa meringankan tuduhan 'tersangka' padaku. Saat itu aku sedang menonton acara favoritku, 'Fashion Of The Weeks with Shelton Merry'. Acara itu ditayangkan live di Channel 11. Anda bisa mengeceknya jika itu meragukan bagi Anda."
"Ya Nona Sherly. Seperti yang sudah Anda sampaikan pada salah satu penyidik, tentunya sama persis dengan yang kau sampaikan barusan, kami sudah mengeceknya tadi. Dan memang benar acara tersebut ditayangkan live di Channel 11.
"Sekedar memastikan, Nona Sherly--yang memang itulah tugas kami disini--apa fashion item wanita edisi musim dingin yang menjadi favorit Shelton minggu ini?"
"Shelton menyarankan penggunaan V-neck vest dengan baju dingin lengan panjang berkerah tinggi sebagai dalaman yang dipasangkan dengan rok berbahan satin dan stoking serta sepatu bot kulit."
Ryu beradu pandang dengan Wood sebelum mengerling bersamaan kepada salah satu opsir yang bertugas untuk mengeceknya, meminta penjelasan.
"Jawabannya benar, Inspektur."
"Yah, itu bisa sedikit menguatkan alibimu, Nona"
"Nah! Artinya aku boleh pergi duluan kan?"
Tidak! Ada yang janggal, batin Ryu.
"Maaf aku harus mematahkan analisa Anda, Inspektur Wood. Namun sepanjang yang saya tahu, Channel 11 adalah saluran TV terbesar seantero Inggris Raya. Acara-acara ber-ratting tinggi dengan pembawa acara artis senior kawakan seterkenal Shelton Merry pasti akan ditayangkan secara serentak bukan hanya di saluran televisinya, namun juga saluran radio--yang juga milik Channel 11--dan secara live streaming di saluran online milik mereka. Jadi, maaf Nona Sherly. Saya mohon Anda bersedia membantu penyeledikkan kami sebentar lagi."
"Oh, ayolah ... "
"Ah, sudahlah! Yang terpenting untuk saat ini, kalian semua disini dulu sampai kasus ini terungkap! Terutama kau, Nona Sherly! Aku harap tidak ada lagi seruan-seruan protes darimu!"
Sherly terdiam, gemetar. Agaknya gertakan Wood tadi sudah cukup membekukan mentalnya sementara. Sejujurnya itu cukup membantu Ryu untuk menyelesaikan analisanya.
Hari mulai gelap. Ini pasti sudah waktunya makan malam karena Inspektur Wood mulai mengeluh bahwa Ia lapar. Para wanita yang menjadi tersangka mulai menggerutu, ingin cepat pulang.
"Bagaimana jika lanjutkan besok saja kalau memang penyelidikan ini masih lama, Detektif Muda?"
"Tidak. Tak akan lama. Karena kalian tinggal mendengarkan analisisku dan setelahnya Anda sudah boleh pulang. Yaah ... kecuali pelakunya--tentu saja--Ia harus tinggal."
"Jadi, kau sudah memecahkan petunjuknya, nak?"
"Ya, tentu saja, Inspektur Wood! Setelah aku menyadari bahwa korban adalah penyuka kode yang cukup iseng, aku mulai menemukan pemecahannya."