WAF

inda Purnawati
Chapter #3

Voli vs UKS

Arka memberikan umpan cukup baik pada Irma yang posisinya sebagai spiker, begitu Irma menerima bola dari Arka yang posisinya sebagai tosser ia langsung melakukan smash tapi sayangnya smash yang dia lakukan kurang baik sehingga Gusti bisa menerimanya dan balik memberikan smash pada tim kami.

Bola melambung tinggi melewati Net dan mengarah ke arahku namun, Ketika aku mencoba melakukan pertahanan, bola yang seharusnya ku pukul meleset yang akhirnya jatuh ke wilayah kami. Sebab tubuh yang tidak seimbang pula, aku akhirnya berciuman dengan lantai dengan posisi tangan kanan menjadi tumpuan berat tubuhku dan kedua kakiku yang juga sempat terbentur lantai cukup keras.

Tim lawan kembali mencetak poin lebih banyak dari tim kami. Mereka lalu melakukan high five dengan teman-temannya secara bergantian. Sorakan dukungan untuk tim lawan juga menggema memenuhi lapangan. 

"Kaki lo nggak pa-pa Waf? Suaranya kenceng banget soalnya pas lo jatuh," tanya Arka yang kubalas gelengan kepala. Meski nyatanya kakiku tidak berkata demikian. Lutut kiriku terasa nyeri, membuatku sedikit mengaduh ketika berdiri.

"Udahlah, nggak usah buang tenaga banyak-banyak, percuma bro, yang kalah juga pasti kita." Gerutu Bima dengan raut masam. 

"Santai aja kali Bim, terus lo mau nyalahin siapa? lo aja juga dari tadi ambil alih penyerangan juga gagal terus kan?!" Kata Irma dengan nada lebih tinggi dari suara Bima, membuatku sedikit merasa bersalah.

Kami kemudian kembali bertukar posisi. Kini posisiku sebagai spiker dan aku berharap kali ini aku bisa melakukan lebih baik dari sebelumnya. 

Tim lawan masing-masing sudah ancang-ancang ketika Irma akan memberikan servis. Begitu bola melambung tinggi dan melewati net salah satu pemain lawan yang tidak ku ketahui namanya menerima cukup baik dan mengoper bola ke salah satu temannya yang berada di posisi spiker.

Dan lagi-lagi aku di selimuti waspada ketika spiker mengoper bola kepada Gusti. Cowok itu jago sekali kalau urusan smash meski posisinya sebagai tosser. Dan benar saja, ketika bola di umpankan ke arahnya, dia dengan segera melakukan smash, aku yang berada di depan reflek langsung mengarah ke tengah lalu melompat untuk balik melakukan smash.

Dan untuk pertama kalinya smash yang ku lakukan berhasil. Bola jatuh ke wilayah lawan dan otomatis permainan berakhir di menangkan oleh tim kami. Teman-temanku bersorak heboh, pun teman-temanku yang duduk di sisi lapangan ikut memberikan dukungan. 

Pak Pandu kemudian menyuruh masing-masing tim untuk bersalaman. Begitu tiba giliran ku berhadapan dengan Raya, niat awal ingin mengulurkan tangan, lebih dulu ku tarik ketika dia melengos sambil melipat tangan. Bukan hanya padaku saja sebenarnya, tapi kepada teman tim ku juga.

Setelah menarik nafas dalam, tanpa ku sadari aku telah berdiri berhadapan dengan Gusti yang seragam olahraga nya sudah penuh dengan keringat setelah bergeser dari hadapan Raya. Begitu kedua telapak tanganku sudah ku satukan untuk menyapanya lebih dulu, dia justru malah berjalan pergi yang di ikuti oleh Raya dan Sean.

"Untung ganteng, coba aja kalau jelek, udah pasti melayang bola voli ini!" Gerutu Ratna dari sampingku membuatku tersenyum tipis tanpa berniat menyahuti perkataanya.

Lihat selengkapnya