Silvi
Hari ini hampir sama seperti hari biasanya, mengerjakan tugas-tugas sekolah bersama teman-teman. Kebetulan ada tugas membuat peta ASEAN, dan bendera-bendera ASEAN. Siapa lagi yang pandai membuatnya kalau bukan Sarinto yang suka menggambar. Cukuplah aku dan teman-teman lain membantunya mewarnai saja. Begitulah dari dalam hatiku selalu bergumam. Dan bahagia sekali kalau bertemu teman-teman setidaknya aku bisa melihat para target main mataku. Mereka berdua memiliki karakter yang hampir sama cowok tampan yang manis.
Berkelakar, bercerita dan pastinya aku yang selalu di bulying oleh sahabatku. Dari dulu aku mungkin terkenal sedikit manja, dan suka banget menangis dari kecil. Suatu keceriaan bagi mereka jika berhasil membuat aku kesal, menangis atau minimal cemberut saja. Sepertinya mereka sudah sangat-sangat puas menyiksaku.
“Kesel! Kesel sekali sama teman-teman SD, selalu saja meledekiku dengan sebutan Maria Celeste si pemain film drama itu, dan ya ampun Sarinto masih saja Dia menitipkan salam ke Aku. Ingin menangis rasanya, andai saja mereka tahu jika Aku tidak suka dengan semua kelakuan mereka itu. “
“Ya sabar Sil, anak-anak memang gitu rese.”
“Tapi Ima, Aku enggak suka, mending kalau di ledeki dekat sama Tian kek...atau...”