Ayahku,,,
Profesor Garry Gardin, adalah satu dari tiga ilmuwan level atas yang dimiliki oleh kaum pria—merupakan pria paling jenius yang hidup saat ini. Kepandaian yang ia miliki, berhasil membawanya pada posisi tertinggi dalam pemerintahan. Ia menjadi satu dari sedikit orang yang masuk dalam dewan pemerintahan tertinggi. Dan berkat kejeniusan yang ayah miliki, kaum pria mampu menciptakan peralatan yang muktahir, serta berbagai benda berteknologi tinggi.
Tidak ada seorang pun yang tidak mengenal nama Garry Gardin. Pria hebat dengan visi yang tidak terbatas.
Sayangnya, posisi itu tidak bertahan selamanya. Ayah—yang tubuh besar dengan mencintai buku-buku sejarah tentang Bumi, di masa lampau—mempunyai impian untuk menghentikan perang antara kaum pria dan kaum wanita. Ayah mencoba meyakinkan pimpinan-pimpinan tertinggi lainnya—bagian pemerintahan, pertahanan, hukum, sosial, dan lainnya—bahwa menurut catatan sejarah, pria dan wanita pernah hidup bersama dalam damai. Seharusnya, hal itulah yang diupayakan saat ini.
Tentu saja, tidak ada yang mau mendengarkan. Ayah dianggap telah kehilangan akal sehatnya. Meski merupakan satu-satunya pria paling jenius di muka Bumi, ayah tetaplah bukan siapa-siapa. Apalah kuasanya, sampai berpikir mampu menghentikan perang dari generasi ke generasi, hanya dengan bermodalkan buku-buku sejarah?
"Selalu ada harapan. Manusia hanya perlu mempercayainya." Itu yang selalu ayah ucapkan. Padaku. Pada tim ilmuwan kecil yang ia bentuk. "Kita hanya perlu bekerja lebih keras, berpikir lebih keras, dan berharap dengan tulus, semoga semesta merestui apa yang kita kerjakan."
Ayah yakin, bila perang tidak segera berakhir, maka umat manusia akan musnah. Untuk alasan itulah, ayah memulai sebuah misi untuk menyelamatkan Bumi. Misi untuk memastikan bahwa peradaban manusia akan tetap ada hingga ratusan, bahkan ribuan tahun yang akan datang.
Ketika tidak ada lagi rasa hormat yang tersisa untuk ayah dalam pemerintahan—akibat cara berpikirnya yang berlawanan, ayah memutuskan untuk pergi. Ayah meninggalkan status, kekayaan, dan kenyamanan yang ia miliki. Ayah pergi membawa semua data-data penelitiannya dan menjadi buronan pemerintah. Dengan susah payah, ayah mengumpulkan orang-orang yang masih memiliki keyakinan seperti dirinya—bahwa pria dan wanita pernah hidup bersama dalam damai. Orang-orang yang masih memiliki harapan untuk mengembalikan cinta ke muka Bumi, demi peradaban manusia.
Tapi, bagaimana cara menyelamatkan Bumi?
Visi itu telah lama tertanam di benak ayah. Bahkan sudah ada sejak ia masih berada dalam pemerintahan. Sesuatu yang selalu ia impikan, dan ingin ia wujudkan.
Mesin waktu!
Bertahun-tahun, ayah melakukan penelitian, mengumpulkan data-data, melakukan berbagai riset dan perhitungan, untuk menciptakan sebuah formula mesin waktu. Setelah formula itu jadi, masih diperlukan waktu bertahun-tahun pula untuk menyempurnakan, dan mewujudkannya dalam sebuah mesin yang utuh.
Ayah mengalami banyak kesulitan di awal pengerjaan mesin itu, terutama untuk urusan fasilitas dan akses yang ia miliki, mengingat statusnya sebagai buronan pemerintah. Perlahan, ide tentang mesin waktu mulai terasa mustahil untuk diwujudkan. Namun ayah tidak menyerah pada ketidak-mungkinan. Hari-harinya ia lewati tanpa istirahat yang cukup, dan dengan kerja keras yang terus bertambah di setiap harinya.
Setelah tim kecil-nya terbentuk, semua jadi jauh lebih mudah. Ayah mulai mendapat banyak bantuan. Ayah yakin, mesin waktu ciptaannya akan mampu mengubah banyak hal. Setidaknya, kaum pria akan menghentikan serangan balasan terhadap kaum wanita, dan mengupayakan jalan damai.
Rencana sudah ditetapkan. Ketika mesin itu rampung, ayah sendiri yang akan melakukan perjalanan waktu, menguji-coba mesin termuktahir yang pernah diciptakan oleh manusia. Lalu, mesin itu akan dibawa kehadapan para dewan tertinggi. Masing-masing dari mereka akan melakukan perjalanan waktu yang sama, untuk menyaksikan sendiri bagaimana Bumi di masa lalu.
Sejauh ini, hanya itu rencana terbaik yang kami miliki, dan rasanya cukup menjanjikan...
° ° °
"Bahkan, sebuah lilin kecil sekalipun pastilah mampu mengalahkan kegelapan jika kita meyakininya. Tanamkan itu dalam ingatanmu, Gab."
Tahun 2342, usiaku 19 tahun, dan dimataku ayah kini terlihat semakin lemah, dari hari ke hari. Namun entah bagaimana, hal itu tidak menyurutkan sedikit pun semangat dalam dirinya.
"Iya, ayah." Sahutku.
Bersamaan dengan itu, terdengar letupan bom yang menggelegar dan menggetarkan Bumi.
"Orang-orang ini,,, mereka tidak pernah lelah dengan kebodohannya." Gerutu ayah. "Mereka terlalu bodoh untuk memahami, jika salah satu kaum musnah dari Bumi, entah itu pria ataupun wanita, pastilah keseimbangan manusia menjadi terganggu. Bukan perdamaian yang didapat, melainkan kepunahan!"
Aku meletakkan satu gelas air dan satu lusin botol kecil—formula makanan bermacam rasa—di meja kerja ayah. Itulah makanan kami. Di masa sekarang, tidak ada lagi yang bersusah payah pergi ke pasar dan memasak, seperti yang dilakukan oleh masyarakat jaman dahulu. Para ilmuwan telah melakukan terobosan besar dalam bidang kuliner.
50 tahun yang lalu, para ilmuwan menciptakan formula makanan dalam bentuk cairan. Hanya perlu mencampur satu tetes formula makanan—tersedia dalam berbagai rasa, tinggal sebut saja rasa yang kalian inginkan—dengan satu gelas air, makanan pun siap untuk disantap. Kalian bisa menyelesaikan dua hal sekaligus. Makan dan minum. Lebih efisien dan tidak perlu repot. Sensasi kenyang yang didapat pun sama seperti menyantap makanan pada umumnya. Dan tidak perlu mempertanyakan masalah vitamin, nutrisi, dan lainnya, karena semua telah terpenuhi di setiap tetesnya.