Wajah Bumi

SavieL
Chapter #11

.: Raka Krishna :.

Di Mamuhare, ada banyak sekali pengelompokan yang dilakukan. Pengelompokan itu didasarkan pada tugas dan tanggung-jawab yang diemban oleh masing-masing orang. Setiap penduduk bisa menempati lebih dari satu kelompok, tergantung pada keahlian yang ia miliki. Kelompok-kelompok itu diantaranya, kelompok petani, kelompok nelayan, kelompok pemburu, kelompok pencari, hingga kelompok petarung.

Setelah ikut bekerja di lahan pada waktu itu, aku mulai mendapat perhatian lebih dari beberapa penduduk kampung. Aku mulai memiliki teman, dan aku tidak lagi merasa takut saat seorang wanita—selain Pita, menyapaku.

Aku jadi sering berkumpul bersama beberapa pemuda hingga larut malam, di sekitar api unggun. Seperti yang kulakukan malam ini, saat menemani mereka yang mendapat giliran jaga malam.

"Menurutku, Gabriel bisa bergabung di kelompok manapun yang dia inginkan. Karena dia pemuda yang pandai dan cepat beradaptasi dengan apa yang ia kerjakan." Ucap Bani, salah satu petani yang turut mengajariku cara membajak lahan.

"Entahlah, aku tidak begitu yakin." Bantahku. "Aku selalu saja mengacaukan segalanya."

Eros—salah satu pelayar, tertawa. "Itu bukan masalah. Kau baru belajar, wajar bila kau melakukan kesalahan."

Aku tersenyum. Pastilah dia hanya berusaha menghiburku.

"Ada satu kelompok yang tidak akan pernah bisa ia masuki." Dali, menambahkan dengan nada misterius.

"Apa?" Tanya Bani penasaran.

"Kelompok petarung." Jawabnya.

Seketika, semua mata memandang ke arah gerbang Mamuhare, pada 4 pria tangguh yang tengah menjaga pertahanan terdepan. Aku mengikuti pandangan mereka. Tidak seperti kami yang hanya asal berjaga saja—sambil berbincang dengan santai, keempat pria itu terlihat berdiri tegap dengan posisi sigap. Membawa tombak dan perisai terbaik yang dibuat khusus untuk mereka.

"Tidak. Aku tidak cocok berada bersama mereka. Aku terlalu lemah untuk itu." Ucapku, setuju dengan Dali.

"Menurutku, kau hanya kurang berlatih saja, Gab. Bila kau berlatih bertarung dengan baik, kau pasti bisa bergabung dengan mereka." Bani memegang teguh pendapatnya.

"Butuh waktu yang sangat lama baginya." Bantah Dali. "Kelompok petarung, diisi oleh para prajurit tangguh. Orang-orang kuat yang telah berlatih selama bertahun-tahun, yang dipilih langsung oleh para tetua untuk melindungi kampung dan seluruh penduduknya. Mereka adalah sekelompok orang yang mampu memberi rasa aman pada kita, baik di siang maupun di malam hari."

"Dali benar. Jangankan melawan keempat pria di gerbang sana, melawan satu orang wanita dalam kelompok itu pun, tidak akan bisa kulakukan. Orang ceroboh sepertiku, bahkan tidak mampu melindungi dirinya sendiri." Sekali lagi, aku membenarkan ucapan Dali. Aku tidak bermaksud merendahkan diri sendiri, tapi bertarung adalah sesuatu yang sangat jauh dari anganku.

"Hentikan itu. Lihatlah, kau membuatnya jadi berkecil hati." Timpal Eros.

"Aku tidak bermaksud seperti itu. Hanya saja, Gabriel masih terlalu muda untuk bergabung dalam kelompok itu. Dia hanya akan menyia-nyiakan masa mudanya." Dali berkelit.

"Ayolah, kau pun tau, betapa mudanya Raka. Tebakanku, dia pastilah seumuran dengan Gabriel." Ucap Eros.

"Raka?" Tanyaku, penasaran.

Eros mengangguk. "Raka Krishna. Dia adalah seorang petarung yang sangat tangguh. Usianya masih sangat muda, tapi oleh para tetua ia telah diangkat menjadi komandan pasukan. Kerja keras dan kesungguhan hatinya menunjukkan bahwa ia tidak bisa diremehkan. Sejak kecil, pria itu telah mendedikasikan hidupnya dalam bidang pertahanan. Ia terus berlatih, berlatih, dan berlatih. Ia memiliki tekad yang kuat dan kekuatan yang sangat besar. Kepala suku mempercayainya melebihi siapapun."

Lihat selengkapnya