Wajah Bumi

SavieL
Chapter #26

.: Final War :.

Ribuan bibit bunga yang kami tanam, mekar tepat di hari peluncuran bom nuklir.

Setiap orang yang berada di lokasi itu terbangun oleh aroma menyenangkan yang belum pernah mereka hirup sebelumnya. Aroma menyenangkan yang menghadirkan perasaan bahagia. Mengikuti rasa ingin taunya, para ilmuwan keluar dari tenda masing-masing dan mendapati diriku yang sedang tersenyum pada hamparan bunga-bunga cantik beraneka warna.

"Teman-temanku, inilah keajaiban yang selalu aku bicarakan. Keajaiban yang telah terlupakan selama 100 tahun." Aku menatap setiap orang.

Semua tersenyum. Ada perasaan berbeda yang mereka rasakan saat menatap keindahan itu. Rasa terharu, rasa syukur—tepat seperti apa yang aku rasakan.

"Ini sangat indah, Gabriel." Paman Liel melangkah, dengan kaki bergetar. "Terima kasih karena telah mengijinkanku menjadi bagian dari ini semua."

Aku tersenyum. "Keajaiban inilah yang kuharap bisa meredam kebencian dan menyelamatkan peradaban manusia." Aku menarik napas dalam-dalam, lalu menepuk tanganku. "Baiklah, saatnya bekerja. Ini hari yang penting dan mungkin akan dicatat oleh sejarah. Mari kita kerahkan seluruh tenaga dan kekuatan yang kita punya! Saatnya panen!"

Semua orang bersorak, antusias. Lalu dengan penuh semangat, mereka bersiap untuk melaksanakan tugas terakhir mereka. Inilah saatnya. Entah Bumi berhasil diselamatkan atau Bumi akan musnah, asalkan kami sudah mencobanya maka tidak akan ada penyesalan kelak. Karena bagi setiap manusia yang hidup di tahun 2345 bisa melihat bunga mekar secara langsung adalah sebuah pengalaman terindah dalam hidupnya. Bahkan tidak ada kata yang mampu melukiskan perasaan kami saat itu.

Kapal terbang raksasa telah siap mengudara. Tim Omega telah merancang 8 buah kapal terbang raksasa dengan menggabungkan konsep bahtera, balon udara, dan dikombinasikan dengan mesin pesawat pengangkut barang. Bagaimana pun juga, kapal-kapal ini harus tiba di titik-titik yang telah ditentukan dalam keadaan selamat. Hal itu hanya bisa terwujud jika ia tidak terdeteksi oleh radar kaum pria maupun kaum wanita. Karena itulah kapal itu sengaja dibuat dengan kombinasi 3 alat transportasi tersebut. Kapal-kapal itu akan mengangkut bunga-bunga dan menebarkannya diseluruh penjuru negri.

Lalu, masalah mulai bermunculan...

"Gabriel." Pimpinan tim Alpha berlari menghampiriku dari ruang kontrol utama. "Bom nuklir akan diluncurkan kurang dari 60 menit."

"Apa? Sepagi ini?" Tanyaku, tidak percaya.

Pria paruh baya itu mengangguk.

"Baiklah, tetap tenang. Kita pasti bisa mengerjakannya tepat waktu." Hiburku.

"Aku akan meminta bantuan Rash dan pasukannya." Paman Droid ikut menanggapi. "Mereka pasti tidak keberatan."

"Baiklah, itu bisa membantu." Aku menyetujuinya.

"Masalahnya,,," pimpinan tim Alpha melanjutkan. "Hampir semua sistem keamanan kedua kaum telah berhasil kami tembus. Kecuali,,, sistem broadcasting mereka."

"Apa?" Oh, tidak! Ini gawat! Batinku. "Bisakah paman menyelesaikannya tepat waktu?"

"Kami sedang berusaha, Gab. Entah mengapa, sulit sekali menembus sistem itu." Renungnya.

"Aku mohon, lakukan apa saja agar bisa menembusnya, Paman. Kita harus menunjukkan semuanya kepada mereka. Manusia harus melihat bagaimana wajah Bumi yang sesungguhnya."

Lihat selengkapnya