Wajah Nusantara

Miftah Darrussalam
Chapter #4

Muasal Penjelajahan (Bolos sekolah dengan cara elegan)

Jika rasa jenuh belajar di sekolah menghampiri, 

pergilah! Timbalah ilmu di alam raya


Dewasa ini bukan hal yang asing lagi jika kita membicarakan soal jalan-jalan atau istilah bekennya sekarang ‘traveling’, traveling saat ini sudah menjadi wabah yang menyenangkan bagi kalian yang memiliki naluri menjelajah alam bebas. Tak terkecuali saya, saya memiliki hobi yang mungkin sama dengan kebanyakan orang. Ya, saya gandrung menjelajah. Hobi ini sudah tertanam sedari kecil dan semakin menjadi-jadi tatkala saya duduk di sekolah menengah atas (SMA). Ketika SMA, ada salah satu ekstrakurikuler yang menarik perhatian saya. Himpunan Siswa Pencinta Alam (Hispala 109). Organisasi kepecintaalaman yang berada dalam naungan sekolah. Saya tertarik dan menjadi salah satu anggota aktifnya. Banyak hal mendasar yang saya dapat ketika menjadi anggota aktif di Hispala 109. Di Hispala 109 saya diajari tentang manajemen perjalanan, bisa dikatakan manajemen perjalanan adalah ilmu paling fundamental apabila kita ingin melakukan kegiatan di alam bebas. Diajari simpulsimpul dasar yang berguna apabila kita melakukan sebuah pemanjatan di tebing ataupun panjat dinding. Dari Hispala 109, saya mulai mendaki gunung. 

Gunung pertama kali yang saya daki ialah Gunung Gede. Gunung Gede berada di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang terletak di kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat. Ada hal yang menarik ketika saya dan kawankawan satu angkatan mendaki Gunung Gede. Bisa dibilang ini adalah bolos secara halus, kenapa saya bilang bolos halus? Jadi begini ceritanya. Suatu ketika saya dan sejawat angkatan sedang berkumpul di pohon mangga (base camp anak Hispala 109) di pekan pertama sekolah. Entah kenapa kita semua merasa jenuh masuk sekolah, dan rasanya tak sabar ingin liburan. Ingin liburan tapi tak punya uang. (Maklum masa SMA, jiwa sosialita tapi uang jajan pas-pasan) saya teringat dengan selebaran yang ada di tas saya tentang “Pendakian Masal & Operasi Bersih Gunung Gede-Pangrango”, dan pada saat itu saya sampaikan gagasan saya kepada teman-teman.

“Gimana kalau kita buat proposal terkait pendakian ini?” kata saya mengusulkan ide. “Ya udah, Cha, Lu yang buat proposalnya. Lu kan udah terbiasa, tuh di OSIS buat proposal,” kata Widi menyuruh saya buat proposal. Chagun atau disingkat ‘Cha’, nama sapaan saya yang dikenal satu angkatan Hispala 109. “Sial, gua lagi aja yang dapat kerjaan,” saya merutuk dalam hati, “Gimana kalau kita bagi tugas? Saya buat proposal pendanaan, izin, dan surat-menyurat lainnya. Havis dan Bagas urus perlengkapan pendakian, dan lu Wid, sama Adis urus logistik.” sepokatanak-anak mengamini ide saya. Pada hari itu hari Senin. Hari Senin bikin kesepakatan, hari Selasa saya buat proposal dan surat-menyurat, anak-anak yang lain menjalankan tugasnya masing-masing. Hari Rabu, proposal jadi dan diajukan ke pihak sekolah, hari Kamis kami menunggu jawaban. Ternyata nihil, sedangkan rencana berangkat hari Jumat. 

Harap-harap cemas menghampiri! Anak-anak mendesak saya agar saya maju ke pihak sekolah untuk menanyakan kembali proposal yang sudah saya kirim. Pagi itu di hari Jumat, “Cha, masuk Lu ke dalam! Lu kan anak OSIS, setidaknya kalau Lu yang ngomong Pak Aji percaya. Tanyai proposal gimana jadinya? Siang ini, kan kita mau berangkat, bilang ini kondisinya mendesak!” Havis menyuruh saya, “Gua lagi aja yang kena, mentang-mentang gua anak OSIS. Padahal gua masuk OSIS juga, kan demi Hispala,” rasa dongkol dalam hati saya. Baiklah demi kemaslahatan umat satu angkatan, saya beranikan masuk ke ruang guru dan menanyakan proposal yang hari Rabu sudah saya kirim.“Ada apa Mif, pasti mau dispen lagi, ya? Mau jalan ke mana lagi, Mif?” Bu Ninuk bertanya. Bu Ninuk ini wali kelas saya di kelas XI IPS 8, mungkin beliau heran, kali saya kerap dispen mata pelajaran. karena bisa dibilang saya pada saat SMA memang aktif di kegiatan organisasi sekolah baik OSIS, mading, sampai ekstrakurikuler badminton saya geluti. Meski saya sering dispen, tapi soal pelajaran saya tak pernah tertinggal. Beliau pun tidak pernah mempermasalahkan kegiatan saya di luar akademik, karena beliau tahu meski saya aktif di luar akademik, saya selalu berada pada jajaran tiga besar apabila pembagian rapor sekolah tiba. “Iya, Bu… Ini ada kegiatan Hispala 109.

Lihat selengkapnya