Wajah Nusantara

Miftah Darrussalam
Chapter #15

Singkat Cerita Di Toraja

Saling mengasihi dan mau berbagi itu datangnya dari hati!

Siapa yang tidak kenal dengan suku Toraja. Suku yang menetap di bagian Utara provinsi Sulawesi Selatan selalu menjadi magnet tersendiri bagi para traveler untuk menjumpainya. Suku yang masih memegang teguh nilai - nilai luhur terhadap budayanya sendiri. Perjalanan saya dimulai dari terminal daya Makassar. Saya memilih perjalanan malam bukan tanpa sebab karena bagi traveler kere seperti saya itu adalah cara jitu untuk meminimalisasi pengeluaran penginapan. Harga bus nya cukup lumayan, saya harus membayar tarif Rp. 180.000 sesuai lah dengan fasilitas yang didapat. Bus ternyaman yang saya naiki yang tak pernah saya temui di pulau Jawa. Penumpang yang berada di dalam bus pun tidak banyak paling kisaran dua puluhan dan sudah sesuai dengan jumlah bangku yang ada di dalam bus. Bayangkan betapa tentram nya di dalam bus, saya sendiri berasa sewa hotel berjalan pada malam itu. Bagaimana tidak seperti hotel di dalam bus kita disediakan bantal, selimut dan kursi yang bisa kita steel layaknya tempat tidur, belum lagi disediakan fiting untuk mengisi daya hp. “Berasa hidup lebih hidup” iklan dikit. Hehehe sungguh tak berasa perjalanan saya semalam ketika retina membuka pelupuk mata sudah disuguhi pemandangan alam dan banyak sekali rumah adat khas suku Toraja di mana-mana menghiasi jendela mata. Berasa mimpi semalam dikabulkan Tuhan.

Tibalah saya di Rantepao, Rantepao adalah sebuah kecamatan di kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Tempat di mana saya singgah sebentar di warung kopi. Untuk sekadar menikmati suasana pagi yang disuguhi hangatnya kopi Toraja yang di seruput langsung di tempatnya, tempat di mana kopi tersebut diciptakan. Bagi kalian penikmat kopi pasti merasakan betapa bahagianya saya hari itu. Di tempat ini, saya hanya singgah sebentar untuk sekadar cari info rental motor terdekat dan cari lokasi tempat wisata yang mana dulu yang akan saya sambangi. Jangan salah guys karena Toraja bukan hanya ada satu tempat tapi banyak pilihan untuk berwisata ke Toraja, makanya kalian sebelum datang ke Toraja search dulu deh tempat mana yang pingin kalian sambangi, Karena waktu sehari tak akan cukup bercumbu dengan Toraja.

Ketekesu tempat pertama yang saya sambangi karena jarak nya tidak terlalu jauh dari tempat saya baku hambur dengan kopi yang baru saja saya tabur. kurang lebih tiga puluh menit dari Rantepao ke Ketekesu dengan roda dua yang baru saya sewa dengan harga Rp. 100.000 dari pagi hingga senja menanti. Ketekesu adalah salah satu desa wisata yang berada di kawasan tanah Toraja. Masuk ke wisata ini terbilang murah kita hanya membayar tiket masuk Rp. 10.000 Tempat nya hening jauh dari kata hiruk-pikuk yang acap menghantui ibu kota. Berada di sini berasa adem ayem, belum lagi disambut dengan kicauan burung yang menambah syahdu pagi itu. Ketekesu terkenal dengan Tongkonan yang mosaik. Tongkonan ialah rumah adat suku Toraja sering kita lihat di layar kaca program televisi jalan-jalan. Tongkonan yang berada di ketekesu terdiri dari enam Tongkonan dan dua belas lumbung padi. Tongkonan Ketekesu selalu menyita perhatian tersendiri bukan karena rumah adatnya saja tapi tau kah kalian jika kita berjalan sedikit saja ke dalam ada pemakaman adat yang makamnya beda dengan makam yang berada di pulau Jawa. Jika di pulau Jawa dikenal dengan istilah dikebumikan mungkin kalau di sini dikelangitkan kali ya. Ini hanya gurauan saya saja ya!

Untuk bisa melihat mayat yang disimpan di dalam tebing kita harus menaiki satu persatu anak tangga. Kurang lebih ada banyak deh anak tangga, soalnya gak sempat juga menghitung anak tangganya. Hehehe. Tebing nya di sini sunyi sepi padahal saya ke sana menjelang siang tapi masih aja di selinapi rasa was-was pokoknya beda deh rasanya dari kebanyakan tempat wisata lainnya, tapi tetap kalian harus coba merinding nya di siang hari kaya gini. Rasakan sensasi yang berbeda jauh itu lebih asyik. Setelah puas mengelilingi Ketekesu di rumah adat dan pemakaman nya sekarang kita tinggalkan kisah was-was nya Ketekesu. Saatnya kita tancap gas ke Kalimbuang Bori. Selamat datang di peradaban sejarah Toraja. Kali ini saya ingin mengenang sejarah lewat Kalimbuang Bori dan cukup membayar Rp. 10.000 untuk kembali mengenang sejarah, di Kalimbuang Bori terdapat situs menhir megalitik nan eksotik.

Lihat selengkapnya