Waktu Isa Sudah Lewat

Alfia
Chapter #9

Mangkok Kalo Dibalik

Selain mengambil kelas speaking dan grammar, aku dan Zahra juga mengambil kelas pronunciation di Marvelous. Karena ini adalah kelas paling sore yang kami ambil, sebelum pulang ke camp kami biasanya mampir ke tempat makan untuk membeli makan malam.

"Ra, koq aku tiba-tiba pengen makan bebek yah," ucapku di tengah-tengah kelas sambil mencoret-coret buku catatan.

“Ngidam?” timpal Zahra, menahan tawa.

“Kalaupun iya, kamu dan Trian harus tanggung jawab. Selama ini kan aku tidurnya sama kalian berdua,” bisikku setengah bercanda.

“Dih, amit-amit,” Zahra mengelus perutnya.

“Lho koq kamu yang ngelus perut sih? Kan aku yang ngidam,” balasku.

“Udah toh,” jawabnya sambil cengengesan.

“Yang duluan bilang ngidam siapa?” aku tak mau kalah. Tapi kemudian kami berdua kompak diam.

"Eh tapi bebek kayanya enak juga yah," gumam Zahra, seolah pikiran kami sama.

"Kamu tau dimana warung yang jual bebek?"

"Di warung pecel lele aja, disitu ada bebek goreng koq," jawabnya santai.

"Okesip."

Setelah kelas usai, kami mengayuh sepeda ke tempat bebek goreng. Letaknya tak jauh dari Logico. Warungnya sederhana, didominasi cat warna biru yang mulai pudar. Di depan terpampang spanduk khas warung Lamongan bernama Pak Gendut: bergambar ikan lele, ayam, dan bebek dengan latar putih. Aroma sambal dan gorengan langsung menyambut kami.

"Pantesan kamu ngajak ke sini, sekampung ya ternyata," ucapku sambil nyengir.

Zahra tersenyum. “Disini pecel lelenya lumayan, tapi bebeknya aku belum coba.”

Lihat selengkapnya