Waktu Isa Sudah Lewat

Alfia
Chapter #10

Malam, Ayam, dan Namanya

Malam itu, udara Pare lebih adem dari biasanya. Selesai salat Magrib berjamaah di lorong camp Logico, aku baru saja ingin rebahan ketika sebuah SMS masuk.

Regar: Al, udah makan blm? Kalo blm, makan di ayam tulang lunak yuk!

Aku menatap layar ponsel sambil bergumam pelan, "Hmmm… jangan-jangan Dika ngadu nih ke Regar soal aku yang ngerasa kehilangan gara-gara jarang diajak makan."

Aku: Ok. Aku ajak Zahra n Trian juga ya!

Regar: Ok. See u. Dandan yang cantik yah 😉

Aku: Aku tiap hari selalu dandan cantik kok, tapi selalu ketiup angin pas lagi gowes sepeda 🤷🏻‍♀️

Kami bertiga bersiap. Bukan semata-mata karena ingin ketemu Regar, tapi karena perut kami sudah benar-benar protes.

Kami mengayuh sepeda masing-masing, lalu memarkirnya di depan warung ayam tulang lunak langganan. Begitu masuk, dari kejauhan aku sudah melihat sosok jangkung melambai ke arah kami. Regar duduk berdua dengan Park Ji-Sung. Eh, maksudku, cowok yang kulihat di warung bebek itu.

"Hey, tumben berdua doang. Biasanya bawa pasukan sekompi kalau makan," sapaku sambil duduk di seberang mereka.

Regar tertawa. "Iya nih, yang lain entah ke mana. Cuman satu yang bisa diajak makan. Eh, kenalin, ini…"

Lihat selengkapnya