Seraphina tahu jika hidup itu tidaklah seperti genre isekai yang sering dibacanya kala senggang. Akan tetapi, saat melihat mobil yang melaju ke arahnya, nyatanya Seraphina tidak berusaha untuk menghindari dan membiarkan tubuhnya ditabrak. Merasakan sakit pada seluruh tubuhnya karena efek mobil yang menabraknya dan kemudian Seraphina terhempas di aspal jalanan. Samar, Seraphina bisa melihat mobil yang menabraknya buru-buru pergi dan mendengar banyak suara di sekitarnya.
Seharusnya Seraphina menangis karena rasa sakit yang dirasakan oleh tubuhnya saat ini. Bukan merasa lega karena berarti hidupnya di dunia telah berakhir sehingga Harris bisa berbahagia dengan pilihan awalnya, Serena. Karena mereka berdua menganggap Seraphina adalah penghalang keduanya untuk bisa mendapatkan akhir bahagianya.
Padahal Seraphina sebenarnya adalah korban yang terjebak di antara mereka.
Mata Seraphina semakin terasa berat dan suara di sekitarnya mulai memudar. Rasa sakit yang Seraphina rasakan ternyata bukan hanya berasal dari fisiknya yang ditabrak, tetapi juga dari hatinya yang masih tetap mengingat Harris pada saat seperti ini. Mulutnya penuh dengan rasa besi yang amis, mungkin darah akibat tabrakan yang Seraphina alami.
Akan tetapi, kepalanya masih sempat untuk mengingat isekai dan berandai-andai jika itu nyata. Membuatnya terlempar ke masa lalu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan hidupnya untuk tidak berakhir seperti sekarang.