Seraphina pikir, Harris akan meninggalkan dirinya setelah beradaptasi dengan dinamika tim. Kenyataannya, lelaki itu terus memutuskan untuk lembur dan Seraphina yang dengan kebiasaannya untuk terus menunggu anggota timnya hingga selesai mengerjakan tugasnya meski sebenarnya mau pulang duluan.
Sebenarnya Harris mau apa dari Seraphina?
“Sera...,” panggil Serena saat mereka bertemu di toilet dan membuat Seraphina menoleh, hanya untuk mendengar, “kamu bisa gak sih untuk gak menakutkan ke Harris?”
“Apa?”
“Aku tahu kamu itu gila kerja, tapi bisa gak sih gak bikin Harris harus lembur tiap hari?” tanya Serena yang membuat Seraphina menatap perempuan itu. Tidak percaya dengan apa yang barusan didengarnya. “Kamu benar-benar gak punya hati, Sera. Bikin Harris lembur dari hari pertama dia kerja di kantor.”
“Apa Harris yang nyuruh kamu ngomong gitu ke aku?”
“Aku ngomong gini karena aku peduli sama kalian, Sera.”
Seraphina tidak segera membalas ucapan Serena dan memutuskan untuk mencuci tangan. Meski rasanya Seraphina sekarang kesal lantaran dituduh oleh Serena sebagai orang yang sengaja membuat Harris lembur. Padahal itu bukanlah hal yang Seraphina suruh dan Serena dengan mudahnya menuduh dirinya yang membuat Harris seperti itu. Meski Seraphina mencoba membela Serena setiap Faradilla bilang dirinya terlalu baik kepada Serena, akan tetapi kali ini dirinya tidak bisa menerima sikap Serena.
Karena Serena sudah keterlaluan menuduh Seraphina tanpa bukti.
“Sera, jangan diam aja.” Ucapan Serena membuat Seraphina menoleh, menatap perempuan itu. “Jangan kebiasaan melarikan diri tiap ada masalah.”
“Bukannya itu kamu?” tanya Seraphina yang melihat ekspresi terkejut Serena tidak membuatnya merasa lebih baik. “Tiap ada masalah, bukannya kamu selalu larinya ke aku dan Dilla? Kita yang gak tahu apa-apa lalu ujungnya menyelesaikan semua masalahmu.”
“Gak usah mengalihkan pembicaraan, Sera.”
Seraphina melengos mendengar perkataan Serena. Biasanya, Seraphina akan berhenti dan tidak berapa lama kemudian meminta maaf kepada Serena atas sikapnya ini. Akan tetapi, Seraphina sudah muak dengan siklus yang berulang dari Serena dan mulai melihat apa yang dimaksud oleh Faradilla selama ini. Ternyata, butuh Harris serta waktu kedua kehidupannya ini untuk melihat apa yang selama ini terjadi dan menyedihkannya, tidak disadari oleh Seraphina.
“Sebaiknya kamu tanya ke Harris apa yang sebenarnya terjadi.” Seraphina melangkah mendekati Serena karena searah dengan pintu keluar dari toilet. Serena sontak menoleh dan Seraphina dengan sengaja menyenggol bahu perempuan itu. Membuat Serena mengaduh, tapi Seraphina tidak peduli dan berkata, “Tapi jujur aku kecewa dibuang olehmu demi laki-laki yang baru dikenal, Rena.”
Seraphina berjalan keluar dari toilet dan segera kembali ke ruangannya. Meski tadi sempat mendengar namanya dipanggil oleh Serena dengan cukup nyaring, tapi Seraphina tidak mau menoleh sedikit pun. Justru kemarahan Seraphina semakin naik saat masuk ke ruangan langsung bersinggungan tatapan dengan Harris.
Meski Seraphina ingin mengamuk kepada Harris karena merusak pertemanannya dengan Serena, tapi pada akhirnya dia hanya melengos dan berjalan menuju mejanya. Nagita tidak lama kemudian datang ke meja Seraphina dan memberikan kue kering buatannya. Membuat Seraphina tersenyum, karena tahu kebiasaan Nagita yang memberikan makanan kepada orang-orang, terutama kepada orang yang terlihat bad mood.
Setidaknya itu lebih baik daripada ditanyai sedang kesal atau tidak, saat tidak ingin berbicara dengan siapa pun. Karena Seraphina percaya saat orang sedang dalam emosi yang tidak baik, hal terakhir yang diinginkan oleh orang tersebut adalah ditanyai emosinya tanpa memberkan ruang untuk memprosesnya.
***
“Loh, pulang tenggo nih?” tanya Awan saat melihat Seraphina yang membereskan barang-barangnya saat jam sudah menunjukkan 5 sore. “Biasaan nungguin orang yang lembur.”